BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam
masyarakat tetapi menempati kedudukan yang primer dan fundamental. Faktor
keluarga sangatlah penting karena merupakan lingkungan pertama bagi seorang
anak, dimana keluarga memiliki peranan di dalam pertumbuhan dan perkembangan
pribadi seorang anak.
Di dalam keluarga seringkali terjadi permasalahan
yang muncul baik dari luar maupun dari dalam keluarga itu sendiri. Salah satu
dari adanya masalah keluarga adalah anak. Banyak faktor yang menyebabkan
seorang anak menjadi masalah di dalam sebuah keluarga. Kesalahan pendidikan
dari orang tua maupun faktor lingkungan anak yang kurang kondusif dapat
mengakibatkan permasalahan di dalam keluarga. Sebuah keluarga yang memiliki anak
berkebutuhan khususpun seringkali menjadi sebuah masalah dalam keluarga.
Layanan bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan dalam membantu menyelesaikan
permasalahan yang timbul dalam keluarga. Dalam bimbingan keluarga mengupayakan
pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin atau anggota keluarga
agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan
diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma
keliarga, serta berperan atau berpartisipasi aktif dalam mencapai keluarga yang
bahagia.
Konseling keluarga juga sangat berkembang sejak awal
perkembangannya sampai sekarang hal ini dibuktikan dengan banyaknya tokoh
konseling keluarga selain tokoh yang mendukung klasifikasi konseling keluarga
juga selalu berkembang. Oleh karena itu, disini dijelaskan tentang sejarah
konseling keluarga baik pada perkembangan awal di Eropa dan Amerika, sejarah
baru konseling keluarga, sejarah konseling keluarga di Indonesia, tokoh
konseling keluarga, pertumbuhan konseling keluarga, dan dan klasifikasi
konseling keluarga.
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam makalah sejarah konseling
keluarga ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
perkembangan awal konseling keluarga di Eropa dan Amerika?
2. Apa
saja sejarah baru konseling keluarga?
3. Bagaimana
sejarah konseling keluarga di Indonesia?
4. Siapa
saja tokoh konseling keluarga?
5. Bagaimana
pertumbuhan konseling keluarga?
6. Apa
saja klasifikasi konseling keluarga?
|
1.3
Tujuan
Penulisan
Tujuan dari makalah sejarah konseling keluarga ini
adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui
perkembangan awal konseling keluarga di Eropa dan Amerika.
2. Untuk
mengetahui sejarah baru konseling keluarga.
3. Untuk
mengetahui sejarah konseling keluarga di Indonesia.
4. Untuk
mengetahui tokoh-tokoh konseling keluarga.
5. Untuk
mengetahui pertumbuhan konseling keluarga.
6. Untuk
mengetahui klasifikasi konseling keluarga.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Perkembangan Konseling Keluarga
Sejarah
perkembangan konseling keluarga di dunia berasal dari daratan Eropa dan Amerika
Serikat. Awal permulaan abad ke-20 berasal dari Eropa, namun perkembangan yang
lebih semarak adalah pada tahun 60-an dan seterusnya di Amerika Serikat.
Perbedaan yang mencolok ialah bahwa aliran Amerika Serikat telah berorientasi
teoritis (academic setting) misalnya
dengan menganut aliran-aliran psikologi terkenal, sedangkan Eropa berawal dari
praktisi (para dokter terutama dokter kandungan) tanpa memikirkan aspek teoritisnya.
Pada
tahun 1919 yakni sesudah perang dunia I, Magnus Hirschfeld mendirikan klinik
pertama untuk pemberian informasi dan nasehat tentang masalah seks di Berlin Institute for sexual science.
Pusat informasi dan advis yang sama didirikan pula di Vienna pada tahun 1922
oleh Karl Kautsky dan kemudian pusat lain didirikan lagi di Berlin tahun 1924.
Usaha lain segera diorganisir yaitu di negeri-negeri Eropa Utara terutama di
Denmark dan Swedia.
Sekitar
tahun 1932 terdapat beberaoa ratus pusat-pusat konseling perkawinan dan
keluarga (marriage and family counseling)
di Jerman dan Austria. Pusat-pusat ini memberikan informasi mengenai keluarga
berencana, perkawinan, dan konseling keluarga (family counseling). Pada saat itu masyarakat telah menerima
anggapan bahwa masalah-masalah perkawinan dan keluarga hendaklah dibantu oleh
tenaga-tenaga profesional yang telah dilatih menangani masalah-masalah
tersebut. Periode ini datang dan berakhir dengan timbulnya kekuasaan Hitler di
Jerman.
Di
AS ada dua penentu yang masing-masing berkaitan dalam perkembangan gerakannya:
(1) adanya perkembangan pendidika keluarga yang diusahakan secara “academic settings” dan kemudian
menjadi perndidikan orang dewasa sebagai setting lain; (2) munculnya konseling
perkawinan dan keluarga terutama dalam masalah-masalah hubungan diantara
anggota keluarga (suami, isteri, dan anak-anak dalam konteks kemasyarakatan).
2.2 Sejarah Baru
Konseling Keluarga
Istilah family counseling (konseling keluarga)
sama dengan family therapy, dimana
yang terakhir itu lebih popular di AS. Sebabnya pada masa perkembangan
selanjutnya konseling keluarga lebih banyak digarap oleh para terapis dibidang
psikiatri. Sebelumnya di AS lebih terkenal istilah family counseling (konseling keluarga), karena pelopor sosiolog
Groves.
Pada tahun 1957 dalam sidang tahunan American Orthopsychiatric Association (AOA)
oleh Bowen dicatat sebagai munculnya family
therapy tingkat nasional, dimana pada bulan Mei 1957 terjadi rapat seksi
tentang keluarga pada bidang AOA itu. Dalam sidang itu dapat dicatat: (1)
muncul kesadaran diantara para pelopor untuk gerakan itu: (2) muncul karir
praktik keluarga pada terapis-terapis yang kurang berpengalamanan.
Dekade 60-an adalah dekade anak dan remaja dalam
gerakan family therapy (Olso et.a 1980
dalam Willis, 2011;27) . Jelasnya pada dekade ini muncul pengujian ide-ide
dalam literature dan perkembangan family
therapy secara nasional di AS. Munculnya psikiatris Donald Jackson, dan
kemudian Bateson Project sampai tahun 1962. Jackson mendirikan Mental Research
Institute (MRI) di palo Alto. Kemudian bersama Ackerman tahun 1981 ia
menerbitkan jurnal “Family Process”
yang merupakan jurnal pertama yang berisi teori tentang family therapy, juga tentang terapi dan risetnya. Jackson menaruh
kepedulian terhadap komunikasi antara penelitian klinis dengan masalah-masalah
keluarga. MRI menaruh kepedulian utama terhadap family therapy itu.
2.3 Sejarah Konseling
Keluarga di Indonesia
Perkembangan konseling kelurga di
Indonesia tertimbun oleh semarak perkembangan bimbingan dan konseling di
sekolah. Bimbingan dan konseling di sekolah
pada masa tahun 60-an bahkan smapai saat ini dirasakan sebagai suatu kebutuhan,
karena banyak sekali masalah-masalah siswa ,seperti kesulitan belajar,
penyesuaian sosial, dan masalah perilaku siswa yang tidak dapat dipecahkan oleh
guru biasa. Jadi diperlukan guru BK untuk membantu siswa.
Namun sejak awal, lulus BK ini memang sangat
sedikit, sehingga sekolah mengfambil kebijakan menjadi guru biasa merangkap BK.
Hal ini telah mencemarkan nama BK karena banyak perlakuan guru BK yang tidak
sesuai dengan prinsip-prinsip BK, seperti memarahi siswa, bahkan ada yang
memukul.
Mengenai kasus keluarga, banyak juga ditemukan
disekolah seperti sisiwa yang menyendiri dan merenung. Selidik punya selidik,
ternyata kelurganya berantakan, misalnya ayah ibu bertengkar dan bercerai.
Beberapa
indikator perkembangan BK adalah sebagai berikut:
a. Guru
pembimbing tidak secara khusus menangani masalah keluarga, akan tetapi
disambilkan dalam penanganan masalah kesulitan belajar, penyesuaian belajar dan
pribadi siswa. Guru-guru pembimbing sekolah menemukan masalah-masalah kesulitan
belajar dan masalah lainnya seperti sosial dan pribadi siswa, berkaitan dengan
keadaan sosial-psikologis kelurga. Misalnya,kesulitan belajar siswa diduga
bersumber dari ketidakharmonisan komunikasi antar anggota keluarga dan adanay
kepincangan dalam sistem keluarga.
b. Terjadi
anggapan yang keliru bahwa konseling keluarga adalah bimbingan bagi para calon
ibu dan bapak yang akan memasuki hidup berumah tangga. Mereka ini memerlukan
bimbingan keluarga, anggapan ini masih terjadi hingga tahun 1983.
c. Pada
tahun 1983, di Jurusan BK IKIP Bandung dirintislah oleh penulis pendiri,
menjadikan konseling kelurga sebagaimana yang ada di Negara asalnya yakni
Amerika Serikat. Orientasi konseling keluarga adalah pengembangan individu
anggota keluarga melalui sistem keluarga yang mantap dan komunikasi anatar
anggota keluarga yang harmonis.
2.4
Tokoh-Tokoh Konseling Keluarga
a. Virginia Satir
Virginia
Satir adalah seorang psikiatris pekerja sosial yang berafiliasi dengan Chicago Psychiatric Institute (CPI).
Satir bersama Jackson di MRI mengembangkan pola-pola komunikasi dalam keluarga.
Satir menyumbangkan kemampuannya dalam menafsirkan maupun mempraktikkan
formulasi-formulasi secara kompleks yang terungkap dalam berbagai metodenya.
Buku publikasinya yang terkebal ialah “Conjoint
Family Therapy” mengemukakan desimilasi family therapy sebagai metode.
Setelah
meninggalkan MRI, Satir adalah orang pertama yang menjadi direktur Esalen Institute di Big Sur, California. Saat itu ia merupakan orang pertama yang
terkenal dalam pengajaran dan latihan dalam psikologi humanistik. Pusat
perhatian dalam Esalen ialah tentang
pertumbuhan, kesadaran, dan perasaan yang sama dengan minat perkembangan dalam
proses sensori.
b.
Jay Haley
Ketika
Bateson Project berakhir tahun 1962, Jay Haley bergabung dengan Satir dan
Jackson di MRI. Menurut Haley perjumpaan terapeutik ditandai oleh situasi yang
paradoks, pengertian, dan manajemen dalam arah terapi yang efektif. Haley
menyarankan ketika terapis membangun suatu kerangka yang penuh kebaikan dimana
perubahan sedang berlangsung, si terapis juga membolehkan kliennya melanjutkan
perilaku yang tak berubah dan membiarkan paradoks itu selama perilaku tanpa
perubahan itu masih ada.
Tujuan
terapi menurut Haley adalah mendefinisikan dan mengubah hierarki keluarga yang
dicapai melalui perjuangan kekuatan terapeutik yang ditandai oleh seleksi
bertujuan dari terapis dan pelaksanaan strategi interventif. Bagaimana
perubahan terjadi dan bagaimana gejala-gejala berkembang bukanlah hal yang
penting bagi Haley. Bagaimana insight
dan kesadaran terjadi, dan pengetahuan tentang sistem keliarga, tidak relevan
dengan terapi Jay Haley.
c.
Salvadore Minuchin
Keluar
dari Mental Research Institute (MRI),Haley
bergabung dengan Minuchin di Klinik Bimbingan Anak Philadelhpia (tahun 60-an).
Menurut Minuchin, faktor-faktor penting yang menentukan pola interaksi dalam
keluarga ialah: struktur keluarga, batas-batas wewenang anggota keluarga,
proses sistem keluarga, dan pembagian tugas dalam keluarga.
2.5 Pertumbuhan
Konseling Keluarga
Mengikuti penemuan konseling
keluarga (family therapy) tahun 50-an
dan operasionalisasiannya tahun 60-an, gerakan konseling keluarga, telah tumbuh
dalam model yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pertumbuhan itu tampak pada hal-hal: a. rentangan
masalah, b. para pakar/ praktisi, c. publikasi ilmiah, dan d. training para
anggota.
a.
Rentang
Masalah
Mula-mula, terapi keluarga/konseling keluarga
bergerak sebagai studi dan menangani kasus-kasus schizophrenia dan kenakalan
remaja. Dan kemudian mengembangkan teori-teori tentang interaksi keluarga
dengan berbagai masalahnya. Sementara itu juga menanganani masalah-masalah
psikotik.
Pada perkembangan selanjutnya menjurus kepada
memperkaya dan restorasi mengenai masalah-masalah keluarga yakni masalah alkohol,
obat-obat terlarang, kenakalan, sakit tubuh, gangguan emosional, masalah
penyesuaian perkawinan, dan hubungan anak dengan orang tua.
b.
Para
Pakar/Praktisi
Mereka kebanyakan berasal dari psikiater dan
ahli-ahli kesehatan mental yang berjumlah sekitar 4.000 (Hansen cs. 1982). Ada
tiga organisasi professional yang besar yang mewadahi para professional itu: (1) American
Association for Marital and Family Therapy (AAMFT); (2) The Marital and Family
Therapy Section of National Council on Family Relation (MFTNCF); (3) American
Family Therapy Association (AFTA).
AAMFT adalah yang terbesar dengan 25 % terapis
bergabung didalamnya dan beranggotakan 10.300 orang pada tahun 1983
(dibandingkan 1967 hanya 973 anggota).
MFTNCF adalah yang tertua yang mengutamakan terhadap
kehidupan keluarga dan kualitasnya. Reorganisasi hal-hal berdasarkan minat
tentang konseling perkawinan. Jumlah anggota 900 (1984).
AFTA adalah termuda dan terkecil. Didirikan 1977
oleh kelompok “Family Process” dan
tercatat hanay 150 anggota, kemudian berkembang menjadi 700 professional.
c.
Publikasi
Pada tahun 1958 Nathan Ackerman menerbitkan buku
pertama berjudul “The Psychodynamics of
Family Life”. Buku ini berisi tentang diagnosis dan treatment mengenai
hubungan keluarga. Tahun 1961 Don Jack bergabung dengan Ackerman dan menemukan “Family Procces” yang merupakan jurnal
tentang teori-teori keluarga dan terapinya. Sejak saai itu buku-buku dan
jurnal-jurnal tentang family therapy
berkembang menjamur. Pada tahun 1980 ada 400 judul buku, sedang tahun 1970
hanya 200 judul saja.
d.
Training
Dalam tahun 1955 latihan family training baru dilima lokasi di seluruh AS. Tahun 175 pusat
latihan di AS dan Eropa, Kanada, Mexico, Australia. Demekian juga pusat-pusat
latihan di jurusan psikologi, psikiatri, dan social work. Antara 1970-1980 tercatat 4.000 mahasiswa yang dilatih
ditambah kegiatan seminar dan workshop. Keseluruhan terlibat kira-kira 10.000.
2.6
Klasifikasi Konseling Keluarga
Dalam proses perkembangan konseling
keluarga terdapat dua dimensi orientasi:
1. Orientasi Praktis
Orientasi
praktis tahun 60-an lebih menekankan bahwa kebenaran tentang perilaku tertentu
diperoleh dari pelaksanaan proses konseling di lapangan. Gaya kepribadian
konselor berorientasi praktis dibagi menjadi dua, yakni:
a. Gaya
Konduktor. Kepribadiannya hebat, giat, dapat menguasai audience sehingga mereka terpana. Kadang-kadang ada pula yang
mengkritik dengan sadis, manipulatif, pamer dan tidak sensitif. Dalam sesi-sesi
konseling para konduktor itu berada di dalam situasi mngomandoi secara penuh.
b. Gaya
Reaktor. Kepribadian konselornya cenderung tidak menguasai, menggunakan taktik
secara dinamika kelompok di keluarga. Terapis dengan taktiknya menggunakan
sindiran yang sering dikutip dari tulisan-tulisan di koran/majalah tentang
bahaya anggota keluarga yang berantakan, tenggelam, kacau, dan lain-lain.
2. Orientasi Teoritis
Sampai
tahun 70-an banyak konselor masih berbeda-beda asumsinya dalam hal konseling
keluarga, karena mereka berbeda pandangan terhadap observasi lapangan. Pada
tahun 1970 muncul kelompok bagi peningkatan psikiatri (The Group for Psychiatry-GAP). Hasil penelitiannya terhadap 300
responden terapis/konselor dari berbagai disiplin ilmu yang terkait pada
konseling keluarga, yang menghadiri konferensi The American Orthopsychiatric Association (AOA) pada tahun 1965 dan
1966.
Dari penelitian itu GAP menemukan data
sebagai berikut:
a. Konselor
sangat dipengaruhi oleh prakteknya.
b. Belief
dan action mewarnai praktek.
c. Para
praktisi dipengaruhi oleh tokoh-tokoh yang kuat seperti Virginia Satir,
Jackson, Nathan Ackerman, Jay Haley dan Bowen.
d. Para
praktisi juga dipengaruhi oleh kondisi geografisnya masing-masing.
e. Kerangka
teori yang mereka ikuti dalam konseling keluarga adalah enam aliran yaitu:
Psychodinamic, Behavioral, Learning, Small Group, Family System Theory, dan
Existential. Dari enam teori itu ada dua yang berkuasa yakni: Psychodinamic
dengan fokus kepada kepercayaan tentang dinamika kepribadaian anggota keluarga.
Kedua, teori sistem dalam Keluarga (Family
System Theory) dengan fokus analisisnya pada dinamika hubungan
interpersonal dari anggota keluarga secara sistematik.
Nathan
Ackerman enggan sekali mengatakan bahwa keluarga itu adalah suatu sistem. Ia
memandang bahwa keluarga sebagai unit utama bagi sosialisasi kepribadian.
Sedangkan Bowen dan Satir berusaha menggabungkan pemahaman tentang individu
dengan level keluarga sebagai sistem. Khususnya Bowen, memandang keluarga
sebagai sistem emosional dan tujuan terapeutik ialah keluarga sebagai sistem.
Jackson dan Haley tampaknya selalu memelihara hubungan interpersonal dalam
proses terapeutik untuk mencapai perubahan.
Tahun
80-an: Menuju Konstruk yang Lebih Luas
Dekade
80-an ditandai oleh adanya pengorganisasian dalam konseling keluarga dan
bermunculannya literatur yang makin banyak dalam bidang tersebut. Susan Jones
dalam bukunya “Family Therapy”
mengemukakan perbandingan-perbandingan pendekatan dalam konseling keluarga,
yaitu:
a. Integratif
(Ackerman) tidak menganggap keluarga sebagai sistem, tempat patologi berpusat
pada bobot sama terhadap internal dan eksternal serta kemacetan dalam fungsi
keluarga adalah ketidakstabilan dan kekauan hubungan keluarga.
b. Psychoanalytic
(Farmo, Sterlin, Grotjan) menganggap keluarga sebagai sistem psikologis,
memberikan penekanan pada internal, serta memusatkan kemacetan fungsi keluarga
pada pengambilan figur orang tua ke dalam diri.
c. Struktural
(Minuchin) menganggap keluarga sebagai suatu sistem struktural transaksional,
lebih menekankan kepada eksternal, mengutamakan kemacetan fungsi keluarga pada
menjaring atau mengikat lingkungan keluarga.
d. Interaksional
(Jackson, Watslawick, Haley, Satir) menganggap keluarga sebagai sistem
komunikasi, memberikan penekanan pada eksternal, serta letak kemacetan fungsi
keluarga berada pada kemenduaan aturan keluarga tentang hubungan keluarga.
e. Bowenian
(Bowen) menganggap keluarga sebagai perasaan dan sistem hubungan, memberikan
penekanan kepada internal, dan memusatkan kemacetan fungsi keluarga pada
pengambilan figur orang tua ke dalam diri.
f. Social
Network (Speck, Attinev, Rueveni) lebih menekankan pada eksternal, kemacetan
fungsi keluarga terletak pada j\hilangnya kepercayaan diri dalam jaringan
sosial keluarga.
g. Behavioral
(Patterson) menggap keluarga sebagai sistem yang saling berpautan, hanya
menekankan kepada eksternal, letak kemacetan fungsi keluarga terdapat pada
belajar yang salah suai.
BAB
III
PENUTUP
2.1
Kesimpulan
Perkembngan Konseling Keluarga di Eropa dan Amerika. Sejarah
Perkembangan konseling didunia berasal dari daratan Eropa(Abad ke-20an) dan
Amerika serikat (Abatke- 60an). Pada tahun 1919 sesudah perang dunia ke I Magnus
Hirschfeld mendirikan klinik pertamanya untuk pemberian informasi dan
nasehat mslah seks. Pada tahun 1932 terdapat beberapa ratus pusat-pusat
konseling keluarga dan perkawinan. Ernest Rutherford Groves (1877-1948) yang
melopori perkembangan American Association of Marriage and family dan
sekaligus yang menjadi ketua dari asosiasi ini.
Sejarah baru di
Konseling keluarga muncullah pandangan tentang family therapy pada tahun 1957.
Ackerman Tahun 1981 Ia menerbitkan jurnal “family process” pertama
kalinya jurnal berisikan tentang teori family therapy.
Sejarah Konseling
keluarga di indonesia beriringan dengan perkembangan bimbingan konseling
sekolah (BK). Tokoh-tokoh konseling keluarga adalah Virginia Satir, Jay Haley,
Salvadore Minuchin.
Mengikuti penemuan konseling keluarga (family therapy) tahun 50-an dan
operasionalisasiannya tahun 60-an, gerakan konseling keluarga, telah tumbuh
dalam model yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pertumbuhan itu tampak pada
hal-hal: a. rentangan masalah, b. para pakar/ praktisi, c. publikasi ilmiah,
dan d. training para anggota.
Dalam proses perkembangan konseling keluarga
terdapat dua dimensi orientasi yaitu orientasi praktis dan teoritis.
Ini dikutip dari buku apa ya mbak ?
BalasHapusuntuk DI Dkd maaf udah lama gak dibales. kalo gak salah dikutip dari bukunya pak Sofyan Willis, 2011, Konseling Keluarga, Alfabeta,Bandung. sekalai lagi maaf ya jika kurang berkenan.
HapusIni dikutip dari buku apa ya mbak ?
BalasHapusoooooo tiaraa toh
BalasHapusapo yuni sayangg :P
Hapusoooooo tiaraa toh
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerima kasih untuk pencerahannya. Kami hadir untuk merawat pernikahan Anda. Kunjungi: https://familyinsightindonesia.org/ Terima kasih.
BalasHapus