Selasa, 31 Maret 2015

taknik lab konseling 1

Transkrip sebuah percakapan konseling yang menggunakan respons-respons minimal dan parafrasa.
Konselor : Susan, Anda mengatakan bahwa anda ingin membicarakan sesuatu dengan saya. Bisakah anda menceritakan apa yang menganggu pikiran anda? (Konselor menyampaikan sebuah permintaan untuk berbicara dengan Susan).
Konseli : ya, saya mencemaskan hal yang sedang terjadi di sekolah saya. Makin lama saya makin tertekan disana.
Konselor : Mm-hmm.
Konseli : Tampaknya saya terus menerus bermasalah dengan beberapa teman dan juga  dengan guru saya. Rasanya saya tidak bisa sejalan dengan mereka.
Konselor : jadi anda tidak bisa menyesuaikan diri dengan mereka.
Konseli : Ya, saya memang tidak bisa. Saya tidak setuju dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh guru karena tidak sesuai dengan cara saya belajar saya ketika SMP. Selama ini saya sudah mengembangkan cara belajar yang menurut saya bagus.
Konselor : Baik.
Konseli : dan sekarang saya dituntut untuk mengubah total cara belajar saya.
Konselor : Mereka menerapkan pola belajar dengan cara yang tidak anda sukai.
Konseli : Ya, dan saya mulai berpikir apa saya harus mundur atau mengalahkan prinsip-prinsip saya. Saya tidak tahu harus bagaimana.
Konselor : Anda punya pilihan yang sulit disini.
Konseli : Ya, begitulah… (diam)
Konselor : (diam tetapi tetap perhatian)
Konseli : Tetapi menurut saya, saya tidak punya alasan untuk pindah sekolah. Saya merasa cocok di sekolah ini, sekolah ini sekolah favorit, banyak juga orang lain yang tidak lulus seleksi di sekolah ini dan saya termasuk orang yang diterima di sekolah ini. Itu artinya mereka harus sabar menghadapi saya.
Konselor : Tampaknya anda sudah berkeputusan untuk tetap bertahan.
Konseli : Sebenarnya iya, tetapi saya yang berharap sekolah ini sesuai dengan selera saya.
Konselor : Mm-hmm.
Konseli : Menurut saya kalau saya tetap mengikuti aturan belajar di sekolah ini saya tetap akan mendapatkan prestasi yang baik, tetapi guru akan jengkel karena saya tidak mengikuti kebijakan….Entah bagaimana, saya harus berkompromi sehingga saya bisa mengikuti aturan tetapi masih bisa merasa baik-baik saja dengan yang saya sendiri lakukan.
Konselor : Anda ingin taat aturan tetapi juga tetap bisa merasa baik-baik saja.
Konseli : Ya,saya ingin mendapatkan ilmu masuk ke SMA favorit ini. Mungkin saya agak sedikit keras kepala dalam menolak perubahan.
Konselor : Hmm.
Konseli : Barangkali itulah problemnya. saya tidak suka perubahan. Saya lebih baik menerima perubahan dan bertahan di tempat sekolah saya sekarang daripada pindah ke tempat lain.
Konselor : Jadi, anda sulit menerima perubahan.
Konseli : Ya, tetapi itulah yang harus saya lakukan. Saya pikir jika saya setuju mengikuti aturan sekolah, saya akan merasa lebih percaya diri untuk menjalani metode-metode belajar yang baru.
Konselor : Oke.
Konseli : Mungkin sebenarnya memang saya perlu beradaptasi di lingkungan yang baru padahal sulit bagi saya menerima kenyataan ini apalagi saya juga memiliki banyak prestasi ketika SMP.
Konselor : Anda ingin orang lain menghargai anda sebagai siswa yang berprestasi.
Konseli : Ya, dan saat ini mereka memandang saya kuno. Ketinggalan zaman dan tidak fleksibel.
Konselor : Oh, jadi mereka tidak memandang anda sebagai orang yang mampu beradaptasi dan berprestasi.
Konseli : Oke, mungkin saya ketinggalan zaman tetapi saya bukan orang yang tidak fleksibel. Saya bisa beradaptasi di lingkungan yang baru. Akan saya tunjukkan pada mereka bahwa saya bisa berprestasi seperti ketika saya masih SMP!
Konselor : Anda akan menerima tantangan.
Konseli : Ya saya tidak ingin dilihat bahwa saya tidak bisa beradaptasi dan berprestasi, karena saya yakin saya mampu.
Konselor : Tampaknya anda sudah mengambil kesimpulan pasti.

Konseli : Ya benar. Terima kasih sudah mendengarkan.

BK 17 PLUS

                                                                                                                                                         I.     PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Secara umum bimbingan konseling telah memiliki kedudukan yang sangat kuat. Setiap lembaga pendidikan selayanknya memiliki unit bimbingan dan konseling, dalam upaya optimalisasi potensi pendidikan. Bimbingan konseling merupakan serangkaian program layanan yang diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik. Bimbingan konseling dilaksanakan disekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar, bahkan pra sekolah sampai dengan tingkat tinggi.
Namun, pelaksanaan Bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan dengan pola yang tidak  jelas, ketidakjelasan pola yang harus diterapkan berdampak pada buruknya citra bimbingan dan konseling, sehingga melahirkan miskonsepsi terhadap pelaksanaan BK, munculnya persepsi negatif terhadap pelaksanaan BK.
Inti dari layanan bimbingan konseling adalah pengembangan diri. Mengatasi masalah adalah bagian kecil. Dengan demikian seluruh peserta didik berhak mendapatkan layanan guna optimalisasi potensi. Pada umumnya fungsi bimbingan konseling penyembuhan sesungguhnya fungsi bimbingan konseling yang paling utama adalah pengembangan, yakni mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh individu. Bimbingan berpusat pada diri individu, berdasarkan pada kemampuan dan kebutuhan individu agar ia mampu mengatasi dirinya sendiri dan mengembangkan segenap kemampuan yang dimiliki. Maka Bimbingan Konseling memberikan  layanan BK Pola-17  Plus. Pola 17 plus mencangkup banyak jenis layanan. Pola umum bimbingan konseling 17 plus meliputi keseluruhan kegiatan bimbingan konseling yang mencakup bidang-bidang bimbingan, jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan konseling. Pelaksanaan program-program itulah yang menjadi wujud nyata dari diselenggarakannya kegiatan bimbingan konseling di sekolah Dalam bimbingan dan konseling  seorang konselor harus memahami tentang pola 17 plus beserta isinya. Hal ini lah yang mendorong kami untuk mempresentasikan dan menghadirkan pola 17 plus karena konselor perlu memahami pola 17 plus bimbingan dan konseling.

B.  Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1.        Bagaimanakah sejarah lahirnya bimbingan konseling pola 17 plus?
2.        Apa saja bidang-bidang layanan yang terdapat dalam BK pola 17 plus?
3.        Apa saja layanan-layanan yang terdapat dalam BK pola 17 plus?


C.  Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca mampu memahami bagaimana sejarah lahirnya bimbingan konseling pola 17 plus, apa saja bidang-bidang layanan yang terdapat dalam BK pola 17 plus dan apa saja layanan-layanan yang terdapat dalam BK pola 17 plus.



































II. PEMBAHASAN

A.    Sejarah Lahirnya Bimbingan Konseling Pola 17 Plus
              Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) memperoleh perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal ini memberi  warna tersendiri bagi arah bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung BK di  jajaran pendidikan dasar dan menengah. Pada Abad ke-21, BK Pola 17 itu  berkembang menjadi BK Pola-17 Plus. Kegiatan BK ini mengacu pada sasaran  pelayanan yang lebih luas, diantaranya mencakup semua masyarakat.
              Layanan konsultasi merupakan salah satu jenis layanan dari BK Pola-17  Plus. Layanan konsultasi dan layanan mediasi merupakan layanan hasil pengembangan dari BK Pola 17 Plus.Dengan adanya pengembangan layanan ini, maka layanan konsultasi dan layanan mediasi secara otomatis menjadi bidang tugas konselor dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling, khususnya pelayanan BK di sekolah.
              Program layanan bimbingan konseling tidak dapat berjalan dengan efektif apabila tidak didukung dengan profesionalismenya guru BK tersebut dalam melayani siswanya dengan terprogram secara efektif apabila kurang atau tidak didukung faktor lain, misalnya factor pengalaman bekerja. Layanan konseling yang diberikan kepada peserta didik untuk belajar dengan efektif. Efektivitas konseling dapat tercapai bila seorang konselor atau guru pembimbing melaksanakan pola 17,antara lain:

B.  Bidang-bidang pelayanan bimbingan dan koseling disekolah
1.    Bidang Pengembangan Pribadi
                Bimbingan pribadi adalahjenis bimbingan yang membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masala-masalah pribadi.Menurut surya dan winkel (1991), aspek-aspek persoalan individu yang membutuhkan layanan bimbingan pribadi adalah
a)    Kemampuan individu memahami dirinya sendiri
b)   Kemampuan individu mengambil keputusan sendiri
c)    Kemampuan individu memecahakn masalah yang menyangkut keadaan
batinnya sendiri
                Berdasarkan makna bimbingan pribadi diatas dapat diketahui bahwa bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu individu agar bisa memecahkan masalah-masalah yang bersifat pribadi.Bimbinagn pribadi juga bertujuan agar individu mampu mengatasi dan mengambil sikap sendiri, atau memecahkan masalah-masalah sendiri.Ada beberapa bentuk layanan bimbingan pribadi, yang pertama layanan informasi, pengumpulan data dan orientasi.
2.    Bidang Pengembangan Sosial
                  Bimbingan sosial adalah suatu bimbingan atau bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri.Menurut Djumhur dan Surya bimbingan sosial merupakan bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu dalm memecahkan dan mengatasi kesulitan kesulitan dalam masalah sosial, sehingga indivivu mampu menyesuaikan diri secara baik dan wajr dalam lingkungan sosialnya
                  Berdasarkan pengertian diatas tujuan utama pelayanan bimbingan sosial adalah agar individu yang di bimbing mampu melakukan intraksi sosial secara baik dengan lingkungannya.Ada beberapa bentuk layanan sosial yang bisa di berikan kepada para siswa di sekolah. Bentuk bentuk layanan tersebut adalah antara lain:
a)      Layanan informasi
b)      Layanan orientasi
3.    Bidang Bimbingan Belajar
             Menurut surya (1988) menyatahkan bahwa bimbingan belajar merupahkan jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah masalah pendidikan.Berdasarkan pengertian yang di kemukakan oleh surya di atas, bimbingan belajar bisa bermakna bantuan yang di berikan oleh pembimbing kepada siswa dalam memecahkan masalah belajar.
             Adapun tujuan bimbingan belajar adalah membantu individu agar mencapai perkembangan yang oftimal sehingga tidak menghambat perkembangan belajar siswa.Dalam konteks kemandirian, tujuan bimbingan belajar adalah agar siswa mandiri dalam belajar.
             Beberapa bentuk layanan bimbingan belajar yang bisa di berikan kepa siswa antara lain:
1)      layanan orientasi
2)       penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah
3)      Bantuan dalam memilih jurusan atau bidang stadi yang sesuai
4)      Pengumpulan data siswa yang berkenaan dengan kemampuan intelektual bakat, cita-cita hidup, arahminat dan jurusan tertentu.
5)      Bantuan dalam mengatasi kesulitan kesulitan belajar
6)      Bantuan dalam membentuk kelompok belajar dan mengatur kegiatan kegiatan kelompok sepaya berjalan dengan efektif dan efesien
4.    Bidang Layanan Karier
             Menurut winkel (1991), bimbingan karier merupahkan bantuan dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan lapangan pekerjaan atau jabatan (profesi) tertentu serta membekali diri agar siap memangku jabatan tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.
         Berdasarkan pengertian di atas, bimbingan karier bisa mermakna suatu bantuan dari pembimbing kepada siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah masalah karier.Berdasarkan pengertian di atas dapat di ketahui bahwah tujuan pelayaanan karier di sekolah antara lain:
a)      Agar siswa memperoleh informasi tentang karier, jabatan atau profesi tertentu.
b)      Agar siswa memperoleh pemahaman tentang karier atau pekerjaan secara benar.
c)      Agar siswah mampu merencanahkan dan membuat pilihan pilihan karier tertentu setelah selesai pendidikan.
d)     Agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karier yang akan di pulihnya kelak.
e)      Agar siswa mampu mengembangakan karier setelah selesai dari pendidikannya.

Beberapa bentuk layanan bimbingan karir yang bisa di berikan kepada siswa di sekolah:
1)      Layanan informasi tentang diri seperti kemampuan intelektual, bakat khusus di bidang akademik, minat minat umum dan khusus, hasil belajar dalam berbagai bidang stadi
2)      Layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relefan untuk perencanaan karier seperti informasi pendidikan informasi jabatan atau informasi karier
3)      Layanan penempatan yakini usaha usaha membantu siswa merencanahkan masa depan nya selama masih di bangku sekolah dan sesudah tamat, dalam mengambil program studi tertentu sebagai program lanjutan
4)      Layanan orientasi untuk bidang karier seperti lembaga dan objek karier atau kerja seperti kantor, bengkel pabrik, danlain sebagainya.
5.    Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga
             Bimbinagn kehidupan berkeluarga merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh pembimbing kepada siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan berkeluarga.Melalui bimbingan kehidupan berkeluarga, individu dibantu mencarikan alternatif bagi pemecahan masalah yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
             Adapun tujuaan bimbingan dan konseling pada bidang kehidupan keluarga adalah agar siswa memperoleh pemahaman yang benar tentang kehidupan berkeluarga.Selain itu bertujuan agar siswa mampu memecahkan masalah-masalh yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
             Layanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan kehiduppan berkeluarga bisa diberikan kepada siswa dalam bentuk seperti:
1)      Layanan data. Data yang dikumpulkan dari siswa berkenaan dengan bimbingan kehidupan berkeluarga misalnya: data tentang kesehatan siswa, status siswa dalam keluarga, data tentang orang tua, data tentang saudara.
2)      Layanan informasi, berkenaan dengan bimbingan konseling bidang kehidupan berkeluarga antara lain: informasi tentang pergaulan muda mudi, informasi tentang kesehatan reproduksi pada manusia, dan informasi tentang perkawinan.
3)      Layanan orientasi, untuk bidang pkehidupan berkeluarga mencakup: suasana, lembaga, dan objek kehidupan berkeluarga seperti peristiwa pernikahan, talak, rujuk, kelahiran, dsb.
6.    Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama
             Bimbingan pengembangan kehidupan beragama adalah bantuan yang diberiakn pembimbing kepada siswa agar mereka mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan beragama.Melalui layanan bimbingan dan konseling, para siswa dibantu mencarikan alternative bagi pemecahan masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan beragama.
             Tujuan layanan bimbingan dan konseling bidang kehidupan beragama adalah agar siswa memiliki pemahaman yang baik dan benar tentang ajaran agamanya. Dengan kata lain dapat memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan kehidupan beragama yang dihadapi individu baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan keluarga dan masyarakat.
        Layanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan bidang pengembangan kehidupan beragama:
1)      Layanan informasi untuk bidang kehidupan beragama mencakup:
a)      Informasi tentang suasana kehidupan beragama
b)      Upacara-upacara atau ritual keagamaan
c)      Hrai-hari besar keagamaan
2)      Layanan orientasi untuk bidang kehidupan beragama mencakup:
a)      Suasana keagamaan
b)      Lembaga dan objek keagamaan
c)      Upacara ritual keagamaan
d)     Sarana ibadah keagamaan
e)      Situs agama tertentu
f)       Peninggalan-peninggalan keagamaan tertentu
C. Jenis-Jenis Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
1.  Layanan Orientasi
                  Menurut Prayitno (2004) orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru.
                  Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru.Secara lebih khusus, tujuan layanan orientasi berkenaan dengan fungsi-fungsi tertentu pelayanan bimbingan dan konseling.Dilihat dari fungsi pemahaman, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar memiliki pemahaman tentang berbagai hal yang penting dari suasana yang baru saja dijumpainya.Dilihat dari fungsi pencegahan, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar terhindar dari hal-hal negative yang dapat timbul apabila individu tidak memahami situasi atau lingkungan yang baru. Dilihat dari fungsi pengembangan, apabila individu mampu menyesuaikan diri secara baik dan mampu memanfaatkan secara konstruktif sumber-sumber yang ada pada situasi yang baru, maka individual akan dapat mengembangkan dan memelihara potensi dirinya.
                  Pemahaman tentang situasi yang baru dan kemampuan konstruktif memasuki suasana baru, merupakan jalan bagi pengentasan dan dalam membela hak-hak pribadi sendiri (fungsi advokasi) prayitno (2004).
                  Isi layanan orientasi adalah berbagai hal berkenaan dengan suasana, lingkungan dan objek-objek yang baru bagi individu. Hal-hal tersebut melingkupi bidang-bidang:
a). pengembangan pribadi
b. penegembangan hubungan social
c. pengembangan kegiatan belajar
d. pengembangan karier
e. pengembangan kehidupan berkeluarga
f. pengembangan kehidupan beragama.
           Adapun teknik layanan orientasi Proses layanan orientasi mulai dari perencanaan hingga akhir bisa dilaksanakan dengan berbagai teknik dalam format lapangan, klasilkal, kelompok, individual, dan politik.
1. Format lapangan yaitu ditempuh apabila peserta layanan atau siswa melakukan kegiatan di luar kelas atau ruangan dalam rangka mengakses objek-objek tertentu yang menjadi isi layanan. Misalnya, perpustakaan, laboratorium dan lain sebagainya.
2. Format klasikal yaitu kegiatan yang dilaksanakan didalam kelas atau ruangan.objek-objek yang menjadi isi layanan di bawa ke dalam kelas (ruangan) dalam bentuk contoh-contoh ilustrasi melalui gambar, film, tampilan video dan sebagainya.
3. Format kelompok yaitu dilakukan secara berkelompok dan terdiri atas peserta yang terbatas,misalnya lima sampai  delapan orang. Melalui format ini lebih memungkinkan dilakukannya akses yang lebih intensif terhadap objek layanan.

4.Format individual format ini merupahkan format khusus dilakukan terhadap individu individu tertentu. Isi layanan juga bersifat khusus disesuaikan dengan kebutuhan individu yang bersangkutan.

5. Format politik dengan formatini konselor atau pembimbing berupaya menghubungkan dan mengaktifkan pihak pihak diluar peserta layanan untuk memberikan dukungan dan fasilitas yang memudahkan pelaksanaan layanan dan menguntungkan peserta layanan. Pihak pihak yang dihubungi tentu yang terkait dengan isi layanan.
           Adapun Kegiatan pendukung layanan orientasi dapat berupa:
1. Aplikasi instrumentasi dan himpunan data. Pengungkapan masalahindividu melalui instrument tertentu, misalnya tes, dapat menjadi bahan pertimbangan untuk layanan orientasi terutama untuk menetapkan isi layanan yang sekaligus individu yang akan menjadi peserta layanan begitu juga halnya himpunan data.
2. Konferensi kasus, konferensi kasus harus dapat diharapkan untuk mengidentifikasi hal hal apa saja yang perlu disajikan fokus atau isi layanan dalam konferensi kasus dapat juga langsung dibicarakan siapa peserta layanan dan aspek aspek teknis nya. Konferensi kasus dapat melibatkan pihak pihak seperti konselor, kepala sekolah dan wakilnya (wali kelas atau guru guru tertentu), bahkan orangtua wali siswa pun bisa dilibatkan.
3. Kunjungan rumah, untuk hal hal tetentu apabila memang diperlukan, konselor atau pembimbing biasa melakukan kunjungan rumah untuk lebih mendalami data siswa atau untuk proscek data sesuai dengan kebutuhan layanan.
4. Alih tangan kasus kegiatan ini laksanakan apabila keadaan kurang terpenuhinya kebutuhanpeserta layanan ( siswa) oleh konselor, terutama kebutuhan diluar wewenang konselor.
         Adapun pelaksanaan layanan orientasi atau proses tahap layanan orientasi adalah sebagai berikut:
         1. Perencanaan, pada tahap ini hal hal yang dilakukan adalah:
a)  menetapkan objek orientasi yang akan dijadikan isi layanan
b)  menetapkan peserta layanan
c)  menetapkan jenis kegiatan, termasuk format kegiatan
d)  menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, nara sumber, dan media
e)  menyiapkan kelengkapan administrasi          
2. Pelaksanaan pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah:
a)   mengorganisasikan kegiatan layanan
b)   mengimplementasikan pendekatan tertentu terhadap implementasi format layanan dan penggunaan media.
3. Evaluasi, hal-hal yang dilakukan adalah:
a)   menetapkan materi evaluasi
b)   menetapkan prosedur evaluasi
c)   menyesuaikan instrument evaluasi
d)  mengaplikasikan instrument evaluasi
e)   mengelolah hasil aplikasi instrument

4. Analisis hasil evaluasi, hal –hal yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a)menetapkan standar analisis
b)   melakukan analisis
c)menafsirkan hasil analisis
5. Tindak lanjut, hal-hal yang dilakukan pada tahap ini:
a)      menetapkan jenis dan arah tindak lanjut
b)      mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang terkait.
c)      melaksanakan rencana tindak lanjut
6. Laporan meliputi:
a)      menyusun laporan  layanan orientasi
b)      menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait.
c)      mendokumentasikan laporan layanan

2. Layanan Informasi
              Menurut Wingkel (1991) layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Layanan informasi juga bermaknah usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tetang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda.
              Dalam menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya, individu memerlukan berbagai informasi baik untuk keperluan kehidupannya sehari-hari, sekarang, maupun untuk perencanaan kehidupannya kedepan. Individu bisa mengalami masalah dalam dalam kehidupannya sehari-hari maupun dalam memenuhi kebutuhannya dimasa depan, akibat tidak menguasai dan mampu mengakses informasi. Melalui layanan bimbingan konseling individual di bantu memperoleh atau mengakses informasi.
              Layanan informasi bertujuan agar individu (siswa) mengetahui, menguasai informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya.Selain itu, apabila merujuk kepada fungsi pemahaman, layanan informasi bertujuan agar individu memahami berbagai informasi dengan segala seluk beluknya.penguasaan akan berbagai informasi dapat digunakan untuk mencegah timbulnya masalah, pemecahan suatu masalah, untuk memelihara dan mengembangkan potensi individu serta memungkinkan individu yang bersangkutan membuka diri dalam mengaktualisasikan hak-haknya. Layanan informasi juga bertujuan untuk pengembangan kemandirian. Pemahaman dan penguasaan indivu terhadap informasi yang diperlukannya akan memungkinkan individu
a)   mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya secara objektif, positif, dan dinamis.
b)  mengambil keputusan
c)   mengarahkan diri untuk kegiatan-kegiatan yang berguna sesuai dengan keputusan yang diambil.
d)   mengaktualisasikan secara terintegrasi
                       Adapun jenis-jenis informasi yang menjadi isi layanan ini bervariasi.Hal ini tergantung kepada kebutuhan para peserta layanan. Informasi yang menjadi isi layanan harus mencakup seluruh bidang pelayanan bimbingan konseling, seperti: bidang pengembangan pribadi, bidang ppengembangan social, bidang pengembangan kegiatan belajar, perencanaan karir, kehidupan berkeluarga, dan kehidupan beragama.
                       Layanan informasi dapat diselenggarakan secara langsung dan terbuka oleh konselor kepada seluruh siswa disekolah. Beberapa tekhnik yang biasa digunakan untuk layanan informasi adalah:
a)      Ceramah, Tanya jawab dan diskusi.
b)      Melalui media
c)      Acara khusus
d)     Narasumber
           Beberapa kegiatan pendukung layanan informasi adalah:
a)      Aplikasi instrumentasi dan himpunan data
b)      Konferensi kasus
c)      Kunjungan rumah
d)     Alih tangan kasus
                       Pelaksanaan layanan inforamsi menempuh tahapan –tahapan sebagai berikut:
a)      Perencanaan yang mencakup kegiatan;
1.   Identifikasi kebutuhan akan informasi bagi calon peserta layanan
2.   Menetapkan materi informasi sebagai isi layanan
3.   Menetapkan subjek sasaran layanan
4.   Menetapkan narasumber
5.   Menyiapkan prosedur, perangkat dan media layanan
6.   Menyiapkan kelengkapan administrasi

b)      Pelaksanaan yang mencakup kegiatan:
1.   Mengorganisasikan kegiatan layanan
2.   Mengaktifkan peserta layanan
3.   Mengoptimalkan penggunaan metode dan media
c)      Evalusi yang mencakup kegiatan:
1.   Menetapkan materi evaluasi
2.   Menetapkan prosedur evaluasi
3.   Menyusun instrument evaluasi
4.   Mengaplikasikan instrument evaluasi
5.   Mengelolah hasil aplikasi instrument
d)     Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan:
1.   Menetapkan norma atau standar evaluasi
2.   Melakukan analisis
3.   Manafsirkan hasil analisis
e)      Tindak lanjut yang mencakup kegiatan:
1.   Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut
2.   Mengomunikasikan rencana tindak lanjut pada pihak terkait
3.   Melaksanakan rencana tindak lanjut
f)       Laporan, yang mencakup kegiatan:
1.   Menyusun laporan layanan informasi
2.   Menyampaikan laporan kepada pihak terkait
3.   Mendokumentasikan laporan















III. PENUTUP
Kesimpulan
Pola umum bimbingan konseling 17 plus meliputi keseluruhan kegiatan bimbingan konseling yang mencakup bidang-bidang bimbingan, jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan konseling. Seluruh kegiatan bimbingan konseling di sekolah ditujukan terhadap seluruh peserta didik (siswa) yang secara langsung menjadi tanggungjawab guru pembimbing atau guru kelas. Pelayanan bimbingan konseling di sekolah dilaksanakan secara terprogram, teratur dan berkelanjutan. Pelaksanaan program-program itulah yang menjadi wujud nyata dari diselenggarakannya kegiatan bimbingan konseling di sekolah.
Adapun tujuan dengan adanya 6 bidang dan jenis layanan adalah untuk memudahkan peserta didik dalam menghadapi dan memecahkan masalah masalah yang dihadapi dan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik.












Daftar Pustaka
Syahriman. 2012. Wawasan Dasar Bimbingan dan Konseling. Bengkulu.
Heldayati. 2013. Perkembangan Sosial. www.academia.edu. Diakses tanggal 13 Oktober 2014.