1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lembaga pendidikan formal, baik
sekolah, madrasah maupun perguruan tinggi merupakan suatu pola kerja sama antar
manusia, yang saling melibatkan diri dalam suatu unit kerja dalam bidang
pendidikan dan lain sebaginya. Hubungan antara sesama manusia itu merupakan
termasuk dalam bagaimana cara kita bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik.
Ilmu jiwa sosial merupakan ilmu
tentang prilaku manusia.oleh karena itu ilm jiwa sosial ini juga termasuk dalam
golongan ilmu yang paling dekat dengan diri kita semua.tidak mengherangkan
kalau banyak orang yang mengetahui tentang ilmu jiwa atau psikologi, akan
tetapi tidak benak orang yang memahami itu sendiri. Maka disini menurut kami
sangat penting bagi kelompok kami untuk mengulas lebih dalam lagi tentang ilmu
jiwa sosial.
Pada pembahasan ini lebih
mengantarkan kita kita kepada pengertian dari atau apa itu yang dimaksud dngan
ilmu jiwa sosial. Sebagaimana yang diterima di dunia ilmu pengetahuan.sebagai
ilmu, maka ilmu jiwa sosial iniharus taatdan disiplin dan tidak bisa hanya
dengan mengandalkan diri pada akal sehat saja. Maka dengan begitu ilmujiwa
sosial ini sangat penting untuk di pelajari dan dipahami apalagi kita sebagai
pendidik dan akan di implementasikan dalam kehidupan bemasyarakat
maupunsehari-hari.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1.Bagaimana
perkembangan ilmu jiwa sosial dan Apakah itu yang dimaksud dengan ilmu jiwa
sosial?
1.2.2.Adakah
Pengaruh Sosial Dalam Ilmu Jiwa Sosial Dan apa itu Norma Sosial?
1.2.3.Bagaimana Dasar Mempelajari ilmu jiwa Sosial?
1.3.
Tujuan
1.3.1. Agar para pembaca mengerti dan
memahami apa itu yang dimaksud dengan ilmu jiwa sosial dan prose
perkembangannya.
1.3.2. Supaya dapat mengetahui pengaruh sosial dalam ilmu jiwa sosial dan
apa yang dimaksud dengan norma sosial.
1.3.3.
agar bisa mengetahui dasar-dasar mempelajari ilmu. jiwa sosial
2.
PEMBAHASAN
2.1.
Sejarah perkembangan ilmu jiwa sosial dan Pengertian Ilmu Jiwa Sosial
2.1.1. Sejarah
perkembangan ilmu jiwa sosial
Perkembangan ilmu jiwa
sosial pada umumnya juga tidak lepas dari publikasi masyarakat ilmiah. Hal ini
terlihat bahwapada awalnya, konsep ilmu jiwa sosial disebut sebagai folk psychologist. Sebutan ini berlaku
bagi ilmuawan jerman pada pertengahan abad ke-19. Pada tahun 1860,terbentuk
sebuah jurnal yang mengupas masalah teoritis dan faktual. Menariknya jika
ditilik dari tahun kelahirannya , ilmujiwa sosial ini bisa lebih dulu lahir
daripada psikologi itu sendiri (yang dianggap berdiri sejak percobaan laboratoriumpsikologi
oleh Wundt 1879).
Sedangkan
kelahiran psikologi di indonesiamenjadi awal keberadaandari ilmu jiwa sosial di
indonesia. Diawali dengan munculnya bagian psikologi di universitas indonesia
pada tahun1967. Kelahirannya di indonesia bersamaan dengan masa-masa
berkembangnya psikologi soaial di dnia. Selanjutnya ditahun yang sama, fakultas
psikologi universitas indonesia mengembangakan bagian psikologi soaial yang kemudian muncullah tentang ilmu
jiwa sosial.
2.1.2. pengertian ilmu jiwa sosial
Apakah
yang dimaksud dengan ilmu jiwa sosial? Jawabannya mudah, tentu saja ilmu jiwa
sosial adalah ilmu jiwa dalam konteks sosial. Jadi, ilmu jiwa sosial adalah
ilmu jiwa yang dapat diterapkan dalam konteks keluarga, sekolah, teman, kantor,
politik, negara, lingkungan, organisasi dan sebagainya. Dengan demikian, ilmu
jiwa sosial ini sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari (Sarwono,
2012:11).
Ilmu jiwa sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan merupakan
cabang dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan
tentang kegiatan - kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi - situasi
sosial. Dari berbagai pendapat tokoh - tokoh tentang pengertian ilmu jiwa
sosial dapat disimpulkan bahwa ilmu jiwa sosial adalah suatu studi ilmiah
tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan
situasi sosial.
Adapun definisi
ilmu jiwa sosial menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Menurut
allport (1968), ilmu jiwa sosial adalah upaya untuk memahami dan menjalaskan
bagaimana pikiran, perasaan, dan prilaku individu terpengaruh oleh kehadiran
orang lain. Pengruh tersabut dapat
bersifat aktual, dalam imajinasi, maupun secara tidak langsung.
2. Menurut
Shaw dan Constanzo (1970), ilmu jiwa sosial adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari prilaku individu sebagai fungsi stimulus-stimulus sosial. Definisi
ini tidak menekankan stimulus eksternalmaupun proses internal, melainkan
mementingkan hubungan timbal balik antara keduanya.
3. Menurut
Baron dan Byrne (2006), ilmu jiwa sosial adalah bidang ilm yang mencari
pemahaman tentang asal mula dan penyebab terjadinya pikiran serta prilaku
individu dalam situasi-situasi sosial. Definisi menekankan pada pentingnya
pemahaman terhadap asal mula dan penyebab terjadinya prilaku dan pikiran.
Jadi, dari pendapat ahli yang diatas
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan ilmu jiwa sosial adalah ilmu yang
mempelajari tentang kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi
sosial, iteraksi sosial maupun cara mereka bersosialisai dengan lingkungannya
sehari-hari
2.2.
Pengaruh Sosial Dan Norma Sosial
2.2.1. Pengaruh sosial dalam ilmu
jiwa sosial
Pengaruh
sosial adalah usaha untuk mengubah sikap, kepercayaan, persepsi atau tingkah.
Pengaruh sosial juga dapat memberikan dampak positif dan dampak negatif
terhadap perilaku individu.
Ada tiga bentuk pengaruh sosial dalam ilmu
jiwa sosial yaitu sebagai berikut:
1. Konformitas
Konformitas
merupakan suatu bentuk pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan
tingkah lakunya agar sesuai dengan norma sosial.(baron dan byrne 2005).
Dalam
konformitas ini manusia cenderung
mengikuti aturan-aturan yang berlaku dan ada di dalam lingkungannya. Hal dapat
tersebut dicontohkan ketika kuliah hendak dimulai kebanyakan mahasiswa
mengeluarkan telpon dan mengaktifkan profil silent. Atau ketika kita hendak mengmbil
uang di ATM atau menaruh uang di bank, kita menuggu giliran dengan mengantri.
Begitupun ketika ibu-ibu hendak pengajian tentunya ia akan memakai kerudung
yang serasi dengan pakainnya. Manusia mencoba menyesuaikan dir dengan
lingkungannya agar dapat bertahan hidup. Cara yang termudah adalah melakuakan tindakan
yang sesuai dan dapat diterima dalam sosial yang ada.
Dibandingkan
dengan yang tidak melakuakn konformitas, tentu lebih banyak individu yang
melakukannya terhadap norma sosial. Bila tidak coba bayangkan betapa kacaunya
lingkungan kita. Namun, kecenderungan untuk melakuakan konformitas tidak selalu
berarti hanya mengikuti pada hal-hal yang positif saja. Manusia juga dapat
melakukannya dalam bentuk negatif. Salah saru contohnya adalah perkelahian
antar pelajar.
2. Compliance (pemenuhan keinginan)
Compliance
adalah perilaku kita yang di pengaruhi oleh keinginan atau permintaan langsung oleh orang
lain.contonhya ketika teman anda memohon untuk dipinjamkan uang dan andapun
memberikan pinjaman tersebut. dan seorang calon legislatif meminta kita untuk
memilihnya.
Prnsip
dasar compliance adalah sebagai berikut (Caldini,1994, dalam baron dan
byrne,2005).
a.
Pertemanan atau rasa suka. Kita cendrung lebih muda memenuhi permintaan teman
atau orang yang kita sukai daripada orng yang tidak kenal dan kita tidak sukai.
b.
Komitmen atau konsistensi. Saat kita telah mengikatkan diri pada satu posisi
atau tindakan, kia akan lebih muda memenuhi permintaan akan sesuatu hal yang
konsisten dengan posisi atau tindakan sebelumnya.
c.
kelangakaan. Kita lebih menghargai dan mencoba mengamankan objek yang langkaatau
berkurang ketersediaanya. Oleh karena itu, kita cendrung memenuhi permintaan
yang menekankan kelangkaan daripada yang tidak.
d.
timbal balik. Kita lebih mudah memenuhi perminaan dari seseorang yang
sebelumnya telah memberikan bantuan kepada kita. Dengan kata lain, kita wajib
membalas utang budi kita kepadanya sebelumnya.
e.
validasi sosial. Kita lebih muda memenuhi permintaan untuk melakuakan suatu
tindakan jika tindakan tersebut konsisten dengan apa yangkita percaya orang lain akan
melakukannya juga.
f.
otoritas. Kita lebih muda memenuhi
permintaan orang lain yang memilikai otoritas yang di akui, atau tampak
memiliki otoritas.
3.Obedience
(kepatuhan)
Selain
dipenuhi oleh konformitas dan compliance, perilaku kita dalam kehidupan
sehari-hari juga dipenuhi oleh kepatuhan atau obedience. Dikantor, atasan
memerintahkan bawahannya untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu.disekolah guru
melarang murid untuk membawa senjata yajam dan merokok. Dalam perilaku-perilaku
diatas, apakah orang yang diperintah akan mematuhi permintaan tersebut?.
Biasanya orang-orang akan cendrung mengikuti permintaan atau perintah orang
lain yang dianggap mempunyai kekuatan atau power. Perilku-perilaku inilah yang
didalam ilmu jiwa sosial disebut dengan obedience atau kepatuhan.
Obedience
merupakan salah satu jenis dari pengaruh sosial, dimana seseorang menaati dan
mematuhi permintaan orang lain untuk melakukan tingkah laku tertentu karena
adanya unsur kekuatan (Baron dan byrne 2005).
2.2.2. Norma sosial
Norma
sosial adalah nilai-nilai yang berlaku dalam suatu kelompok yang membatasi
tingkah laku individu dalam kelompok ituyang membedakan norma sosial dengan
produk-produk sosial dan budaya, serta konsep-konsep psikologi lainnya adalah
bahwa dalam norma sosial ada terkandung sanksi sosial
Norma
sosial berbeda-beda dari satu kelompok orang dengan kelompok yang lainnya. Dalam lingkungan yang lebih luas
lagi, norma sosial berbeda antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.
Antara bangsa dengan bangsa lainnya. Perilaku seorang ibndividu, yang
bagaimanapun harus jadi anggota salah satu kelompok besar atau kecil, tidak
dapat di pisahkan dari norma sosial yang berlaku dalam kelompoknya itu. Karena
norma sosial berbeda-beda, maka pola perilaku pun berbeda-beda. Suatu perilaku
dianggap wajardan normal di suatu tempat dapat merupakan prilaku yang aneh atau
abnormal dilain tempat. Kita lihat beberapa contoh di bawah ini:
1.
Dulu tidak banyak wanita berjilbab,sekarang bahkan gadis remaja pun memakainya.
2.
Mengayau (mencari musuh), bagi beberapa suku yang terasing di kalimantan adalah
suatu kebanggan dan kehormatan, sedangkan diluar masyarakat kalimantan hal itu
dianggap sebuah kejahatan.
3.
Menggugurkan kandungan di indonesia merupakan suatu kejahatan, di beberapa
negara barat dan singapura itu wajar bahkan sudah di sahkan dalam
undang-undang.
4.
Dulu alat kontrasepsi di anggap melaggar undang-undang, sejak berlaku program
KB, jadi sah saja.
5.
seorang pengusaha restoran ayam goreng beristri empat, dan menunya diberi tajuk
yangmiring-miring, seperti ”es poligami,” tetapi restorannya tetap laku
keras,bahkan ia membuka cabang dimana-mana. Sebalikinya seorang kiai kondang
menikah lagi (sah menurut agama islam), maka langsung dia tidak muncul lagi di
TV. Semua undangan ceramah dibatalkan.
Norma
sosial merupakan faktor yang mendorong motivasi, norma itu selalu mempengaharui
tiap tingkah laku dalam hubungan
interpersonal seperti persepsi, sikap, ingatan dan sebagainya. Misalnya ,
kesukaan wanita terhadapmodel baju dan sepatu sangat dipengaharui oleh mode
yang sedang berlaku. Norma sosial selalu
menimbulkan tekanan psikis. Dalam masyarakat modern, terdapat banyak macam
norma, dan norma yang berlaku berubah cepat sekali sehingga individu
seakan-akan terombang ambing, merasa tidak yakin dengan diri sendiri, merasa
ragu akan masa depan, merasa harus berjuang dan berkompetisi lebih keras dan
sebagainya.dalam kelompok yang belum berkembang, dimana norma-norma relatif
tidak berubah, dan segala sesuatu telah diatur dengan ketat oleh tradisiyang
sama sejak zaman dahulu hingga sekarang, tetp saja timbul tekanan psikis itu.
2.3.
Dasar Mempelajari ilmu jiwa Sosial
Dalam kehidupan manusia merupakan makhluk
tertinggi di antara makhluk-makhluk lain ciptaan Tuhan. Kelebihan manusia dan
makhluk- makhluk yang lain
terutama
karena kecerdasan dan kemauan yang dimilikinya dan kesadaran terhadap Tuhan zat
Yang Maha Tinggi/pencipta dirinya dan seluruh alam semesta.
Karena
kecerdasan dan kemauan yang dimiliki manusia tersebut manusia mampu
menguasai
alam, menaklukkan makhluk yang lebih kuat dari padanya dan sebagai
homo
Faber manusia mampu menciptakan segala sesuatu untuk kesempurnaan dirinya.
Manusialah satu-satunya makhluk yang berbudaya yang selalu berkembang ke arah
yang lebih baik dan paling dapat menyesuaikan diri terhadap
tuntutan
alam dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena ditinjau dari segi kebutuhannya,
manusia adalah makhluk monodualis artinya di samping manusia membutuhkan
sesuatu untuk kelangsungan hidupnya sebagaimana makhluk biologis yang lain,
manusia juga membutuhkan hasil kebudayaan untuk pertahanan dan perkembangan
hidupnya, sehinga tidak tertelan oleh tuntutan alam dan kemajuan zaman, justru
sebaliknya dapat memperkembangkan dan menyempurnakan hidupnya ke derajat yang
lebih tinggi. Kesemuanya itu bisa tercapai karena potensi-potensi yang dimiliki
manusia, di mana potensi ini mengalami proses perkembangan setelah individu itu
hidup dalam lingkungan masyarakat. Potensi-potensi tersebut antara lain:
1.
Kemampuan menggunakan bahasa
Kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa ini hanyalah semata-mata terdapat pada manusia dalam pengertian,
bisa merubah menambah dan mengambangkan bahasa yang digunakan. Pada binatang memang
ada tetapi masih sangat sederhana sekali dan terbatas pada bunyi suara yang
merupakan isyarat atau tanda-tanda.
2.
Adanya sikap etik
Dalam setiap masyarakat pasti ada
peraturan/norma-norma yang mengatur tingkah laku anggota-anggotanya baik itu di
masyarakat modern maupun di masyarakat yang masih terbelakang sekalipun
norma-norma tersebut merupakan ketentuan apakah suatu perbuatan itu dipandang
baik atau buruk.
Norma-norma tersebut tidak selalu sama
antara masyarakatyang satu dengan
masyarakat
yang lain sesuai dengan adat kebiasaan, agama dan perkembangan kebudayaan pada
umumnya dimana dia hidup. Individu sebagai anggota masyarakat berusaha untuk
berbuat sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat karena adanya
sikap etik yang dimilikinya. Namun demikian sesuai dengan tuntutan kebadayaan
manusia berusaha untuk menyempurnakan norma-norma yang telah ada.
3.
Hidup dalam alam 3 dimensi
Artinya
manusia maupun hidup atas dasar 3 waktu. Tingkah laku manusia didasarkan pada
pengalaman yang lampau, kebutuhan-kebutuhan sekarang dan tujuan yang akan
dicapai pada masa yang akan datang. Pengalaman pengalaman masa lalu merupakan
pegangan bagi perbuatan-perbuatannya masa sekarang, sehingga kesalahan yang
sama tidak akan selalu terulangulang. Pengalaman-pengalaman yang tidak baik
diingat untuk tidak diperbuat lagi sedang pengalaman yang baik dipegang untuk
pedoman dalam aktifitas aktifitasnya masa kini sedangkan aktifitas-aktifitas
masa kini di arahkan untuk mencapai tujuan selanjutnya,dengan sebaik-baiknya.
Dengan perkataan lain manusia dapat merencanakan apa yang akan diperbuat dan
apa yang akan dicapai.
Ketiga pokok di atas biasa pula di sebut
sebagai syarat “human minimum”. Dengan demikian yang tidak memenuhi human
minimum ini dengan sendirinya sukar digolongkan sebagai masyarakat manusia.
Ditinjau dan sifat manusia sebagai makhluk monopluralis artinya di samping
sebagai makhluk individul juga sebagai makhluk sosial dan makhluk berketuhanan.
Atas dasar sifat-sifat manusia tersebut, Dr. A. Kuypers menggolongkan kegiatan
manusia menjadi tiga golongan utama yang hakiki, ialah kegiatan yang bersifat
individual, kegiatan yang bersifat sosial dan kegiatan yang bersifat keTuhanan.
Manusia sebagai makhluk individual, berarti manusia itu merupakan suatu totalitas.
Individu berasal dari kata in-dividere, yang berarti tidak dapat
dipecahpecah. Memang ada beberapa pandangan tentang hal ini, misalnya
Aristoteles berpendapat bahwa manusia itu merupakan penjumlahan daripada
beberapa kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja tersendiri, seperti
kemampuan vegetatif: makan, berkembang biak, kemampuan sensitif (bergerak
mengamati dan mempunyai nafsu), dan kemampuan intelektif (berkemauan dan berkecerdasan).
Descartes menyatakan bahwa manusia itu terdiri atas zat-zat rohaniah
ditambahzat material yang masing-masing tunduk pada peraturan-peraturan
tertentu yang kadang-kadang bertentangan. Dengan demikian kita melihat bahwa
pada manusia itu masih terdapat adanya dualisme, yang tidak saja berbeda tetapi
bahkan kadang-kadang berlawanan. Dengan munculnya Wilhelm Wundt, sebagai tokoh
aliran ilmu jiwa modern, barulah ada penegasan bahwa jiwa manusia itu merupakan
satu kesatuan jiwa dan raga yang berkegiatan sebagai keseluruhan. Dalam
pembahasan ilmu jiwa sosial, yang menjadi pokok pembahasan, dengan tidak
mengabaikan segi individulnya, karena tanpa memperhatikan segi individul
tersebut akan sukarlah diperoleh pengertian yang sewajarnya, adalah manusia
sebagai makhluk sosial. Sejak manusia dilahirkan selalu membutuhkan bantuan
orang lain, ia memerlukan
bantuan
untuk makan, minum, dan memenuhi kebutuhan biologisnya. Demikian pula setelah
bertumbuh lebih besar, anak belajar berbicara, berjalan, mengenal benda-benda,
normal dan sebagainya selalu membutuhkan pertolongan dan bantuan orang-orang
sekitarnya.
Pada pokoknya tak mungkin manusia hidup
sendiri tanpa adanya komunikasi
dengan
manusia lainnya. Manusia baru menjadi manusia yang sebenarnya kalau ia hidup
bersama manusia juga. Dengan kata lain, pada dasarnya pribadi manusia tak
sanggup hidup seorang diri tanpa lingkungan psychis atau rohaniahnya walaupun
secara biologis-fisiologis ia mungkin dapat mempertahankan dirinya.Justru dalam
interaksi antar manusia itulah
sebenarnya, manusia dapat merealisir kehidupan secara individul. sebab tanpa
adanya timbal balik dalam interaksi sosial itu dia tidak dapat mereali
kemungkinan-kemungkinan serta potensi-potensi yang ada padanya sebagai makhluk
individu.
Dalam kehidupan bersama ini pula individu
akan turut membentuk norma-norma kelompok/norma-norma sosial. Selain itu dalam
kehidupan sosial tadi individu bukan hanya akan mendapat kesempatan untuk
mengembangkan kecakapannya, tapi masyarakat itu juga membutuhkan sumbangan. Atas
dasar uraian-uraian di atas maka sudah seharusnya manusia mengabdi kepada
kehidupan bersama dan meningkat kehidupan bersama tersebut ke arah yang lebih
tinggi, karena meningkatnya kehidupan masyarakat merupakan pula pendorong untuk
meningkatkan diri pribadi dan memberikan kesempatan yang lebih besar untuk
mengembangkan kecakapan sera potensi yang ada pada dirinya. Untuk maksud itu
ilmu jiwa sosial merupakan salah satu ilmu yang sangat penting sebab ilmu jiwa
sosial memberikan dasar-dasar pengertian tentang gejalagejala kejiwaan dan
tingkah laku individu dalam situasi sosial; dengan demikian akan memudahkan
dalam meng-approach masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan dan
pengarahan kepada suatu tujuan dengan sebaikbaiknya.
Di samping itu dengan mempelajari ilmu
jiwa sosial maka kita tidak akan mudah terpengaruh dan terbawa-bawa oleh
situasi yang ada dalam masyarakat,tidak mudah tersugesti oleh gerakan-gerakan
massa yang tidak selamanya baik. Dengan bantuan ilmu ini pula memungkinkan kita
untuk memecahkan suatu problema sosial secara tepat dan sistematis, mengenai
semua proses kejiwaan yang mengakibatkan kehidupan bersama utuk merubah
manusia-manusia lama menjadi manusia baru sesuai dengan manusia itu sendiri,
maka salah satu cara yang dapat dilaksanakan ialah dengan merubah sifat dan
sikap sosialnya; caracara demikian dipelajari pula dalam ilmu sosial.
3.
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
ilmu jiwa sosial adalah ilmu yang
mempelajari tentang kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi
sosial, iteraksi sosial maupun cara mereka bersosialisai dengan lingkungannya
sehari-hari. ilmu jiwa sosial juga sangat berpengaruh dalam kehidupankita
bermasyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Baron, A. Robert
dan Byrne, Donn. 2005. Psikologi sosial
Jilid 1.
Edisi kesepuluh.
Jakarta: Erlangga.
Baron,
A. Robert dan Byrne, Donn. 2005. Psikologi
sosial jilid 2.
Edisi kesepuluh.
Jakarta: Erlangga.
Putra,
Idhamsyah dan Pitaloka, Ardiningtiyas. 2012. Psikologi Prasangka: Sebab,Dampak dan Solusi. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Sarlito,
W. Sarwono. 2010. Pengantar Psikologi
Umum. Jakarta: Rajawali Pers.
Sarlito
W.Sarwono dan Meinarno, Eko. 2012. Psikologi Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika
Jakarta: Salemba Humanika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar