I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum bimbingan konseling
telah memiliki kedudukan yang sangat kuat. Setiap lembaga pendidikan
selayanknya memiliki unit bimbingan dan konseling, dalam upaya optimalisasi
potensi pendidikan. Bimbingan konseling merupakan serangkaian program layanan
yang diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik.
Bimbingan konseling dilaksanakan disekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar,
bahkan pra sekolah sampai dengan tingkat tinggi.
Namun, pelaksanaan Bimbingan dan
konseling di sekolah diselenggarakan dengan pola yang tidak jelas,
ketidakjelasan pola yang harus diterapkan berdampak pada buruknya citra
bimbingan dan konseling, sehingga melahirkan miskonsepsi terhadap pelaksanaan
BK, munculnya persepsi negatif terhadap pelaksanaan BK.
Inti dari layanan bimbingan
konseling adalah pengembangan diri. Mengatasi masalah adalah bagian kecil.
Dengan demikian seluruh peserta didik berhak mendapatkan layanan guna
optimalisasi potensi. Pada umumnya fungsi bimbingan konseling penyembuhan
sesungguhnya fungsi bimbingan konseling yang paling utama adalah pengembangan,
yakni mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh individu. Bimbingan
berpusat pada diri individu, berdasarkan pada kemampuan dan kebutuhan individu
agar ia mampu mengatasi dirinya sendiri dan mengembangkan segenap kemampuan
yang dimiliki. Maka Bimbingan Konseling memberikan layanan BK
Pola-17 Plus. Pola
17 plus mencangkup banyak jenis layanan. Pola umum bimbingan konseling 17
plus meliputi keseluruhan kegiatan bimbingan konseling yang mencakup
bidang-bidang bimbingan, jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan
konseling. Pelaksanaan program-program itulah yang menjadi wujud nyata dari
diselenggarakannya kegiatan bimbingan konseling di sekolah Dalam bimbingan dan
konseling seorang konselor harus memahami tentang pola 17 plus beserta
isinya. Hal ini lah yang mendorong kami untuk mempresentasikan dan menghadirkan
pola 17 plus karena konselor perlu memahami pola 17 plus bimbingan dan
konseling.
B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dibahas
dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah sejarah lahirnya bimbingan
konseling pola 17 plus?
2.
Apa saja bidang-bidang layanan yang
terdapat dalam BK pola 17 plus?
3.
Apa saja layanan-layanan yang terdapat
dalam BK pola 17 plus?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah agar pembaca mampu memahami bagaimana sejarah
lahirnya bimbingan konseling pola 17 plus, apa saja bidang-bidang layanan yang
terdapat dalam BK pola 17 plus dan apa saja layanan-layanan yang terdapat dalam
BK pola 17 plus.
II. PEMBAHASAN
A. Sejarah
Lahirnya Bimbingan Konseling Pola 17 Plus
Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan
dan Konseling (BK) memperoleh perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal
ini memberi warna tersendiri bagi arah
bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung BK di jajaran pendidikan dasar dan menengah. Pada
Abad ke-21, BK Pola 17 itu berkembang
menjadi BK Pola-17 Plus. Kegiatan BK ini mengacu pada sasaran pelayanan yang lebih luas, diantaranya
mencakup semua masyarakat.
Layanan konsultasi merupakan salah satu jenis layanan
dari BK Pola-17 Plus. Layanan konsultasi
dan layanan mediasi merupakan layanan hasil pengembangan dari BK Pola 17
Plus.Dengan adanya pengembangan layanan ini, maka layanan konsultasi dan
layanan mediasi secara otomatis menjadi bidang tugas konselor dalam pelayanan
Bimbingan dan Konseling, khususnya pelayanan BK di sekolah.
Program layanan bimbingan konseling tidak dapat
berjalan dengan efektif apabila tidak didukung dengan profesionalismenya guru
BK tersebut dalam melayani siswanya dengan
terprogram secara efektif
apabila kurang atau tidak didukung faktor lain, misalnya factor
pengalaman bekerja.
Layanan konseling yang
diberikan kepada peserta didik untuk belajar dengan efektif. Efektivitas
konseling dapat tercapai bila seorang konselor atau guru pembimbing
melaksanakan pola 17,antara lain:
B. Bidang-bidang pelayanan
bimbingan dan koseling disekolah
1.
Bidang Pengembangan Pribadi
Bimbingan pribadi adalahjenis bimbingan yang membantu
para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masala-masalah pribadi.Menurut surya
dan winkel (1991), aspek-aspek persoalan individu yang membutuhkan layanan
bimbingan pribadi adalah
a) Kemampuan individu memahami dirinya sendiri
b) Kemampuan individu mengambil keputusan sendiri
c) Kemampuan individu memecahakn masalah yang menyangkut
keadaan
batinnya sendiri
Berdasarkan makna bimbingan pribadi diatas dapat
diketahui bahwa bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu individu agar bisa
memecahkan masalah-masalah yang bersifat pribadi.Bimbinagn pribadi juga
bertujuan agar individu mampu mengatasi dan mengambil sikap sendiri, atau
memecahkan masalah-masalah sendiri.Ada beberapa bentuk layanan bimbingan
pribadi, yang pertama layanan informasi, pengumpulan data dan orientasi.
2.
Bidang Pengembangan Sosial
Bimbingan sosial adalah suatu bimbingan atau bantuan
dalam menghadapi dan memecahkan masalah masalah sosial seperti pergaulan,
penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri.Menurut Djumhur dan Surya
bimbingan sosial merupakan bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu
dalm memecahkan dan mengatasi kesulitan kesulitan dalam masalah sosial,
sehingga indivivu mampu menyesuaikan diri secara baik dan wajr dalam lingkungan
sosialnya
Berdasarkan pengertian diatas tujuan utama pelayanan
bimbingan sosial adalah agar individu yang di bimbing mampu melakukan intraksi
sosial secara baik dengan lingkungannya.Ada beberapa bentuk layanan sosial yang
bisa di berikan kepada para siswa di sekolah. Bentuk bentuk layanan tersebut
adalah antara lain:
a) Layanan informasi
b) Layanan orientasi
3. Bidang
Bimbingan Belajar
Menurut surya (1988) menyatahkan bahwa bimbingan
belajar merupahkan jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam menghadapi
dan memecahkan masalah masalah pendidikan.Berdasarkan pengertian yang di
kemukakan oleh surya di atas, bimbingan belajar bisa bermakna bantuan yang di
berikan oleh pembimbing kepada siswa dalam memecahkan masalah belajar.
Adapun tujuan bimbingan belajar adalah membantu
individu agar mencapai perkembangan yang oftimal sehingga tidak menghambat
perkembangan belajar siswa.Dalam konteks kemandirian, tujuan bimbingan belajar
adalah agar siswa mandiri dalam belajar.
Beberapa bentuk layanan bimbingan belajar yang bisa di
berikan kepa siswa antara lain:
1) layanan orientasi
2) penyadaran
kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti
pelajaran di sekolah
3) Bantuan dalam memilih jurusan atau bidang stadi yang
sesuai
4) Pengumpulan data siswa yang berkenaan dengan kemampuan
intelektual bakat, cita-cita hidup, arahminat dan jurusan tertentu.
5) Bantuan dalam mengatasi kesulitan kesulitan belajar
6) Bantuan dalam membentuk kelompok belajar dan mengatur
kegiatan kegiatan kelompok sepaya berjalan dengan efektif dan efesien
4. Bidang
Layanan Karier
Menurut winkel (1991), bimbingan karier merupahkan bantuan
dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan lapangan
pekerjaan atau jabatan (profesi) tertentu serta membekali diri agar siap
memangku jabatan tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan tuntutan
dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.
Berdasarkan pengertian di atas, bimbingan karier bisa
mermakna suatu bantuan dari pembimbing kepada siswa dalam menghadapi dan
memecahkan masalah masalah karier.Berdasarkan pengertian di atas dapat di
ketahui bahwah tujuan pelayaanan karier di sekolah antara lain:
a)
Agar
siswa memperoleh informasi tentang karier, jabatan atau profesi tertentu.
b)
Agar
siswa memperoleh pemahaman tentang karier atau pekerjaan secara benar.
c)
Agar
siswah mampu merencanahkan dan membuat pilihan pilihan karier tertentu setelah
selesai pendidikan.
d)
Agar
siswa mampu menyesuaikan diri dengan karier yang akan di pulihnya kelak.
e)
Agar
siswa mampu mengembangakan karier setelah selesai dari pendidikannya.
Beberapa bentuk
layanan bimbingan karir yang bisa di berikan kepada siswa di sekolah:
1) Layanan informasi tentang diri seperti kemampuan
intelektual, bakat khusus di bidang akademik, minat minat umum dan khusus,
hasil belajar dalam berbagai bidang stadi
2) Layanan informasi tentang lingkungan hidup yang
relefan untuk perencanaan karier seperti informasi pendidikan informasi jabatan
atau informasi karier
3) Layanan penempatan yakini usaha usaha membantu siswa
merencanahkan masa depan nya selama masih di bangku sekolah dan sesudah tamat,
dalam mengambil program studi tertentu sebagai program lanjutan
4) Layanan orientasi untuk bidang karier seperti lembaga
dan objek karier atau kerja seperti kantor, bengkel pabrik, danlain sebagainya.
5. Bidang
Pengembangan Kehidupan Berkeluarga
Bimbinagn kehidupan berkeluarga merupakan suatu bimbingan
yang diberikan oleh pembimbing kepada siswa dalam menghadapi dan memecahkan
masalah kehidupan berkeluarga.Melalui bimbingan kehidupan berkeluarga, individu
dibantu mencarikan alternatif bagi pemecahan masalah yang berkenaan dengan
kehidupan berkeluarga.
Adapun tujuaan bimbingan dan konseling pada bidang
kehidupan keluarga adalah agar siswa memperoleh pemahaman yang benar tentang
kehidupan berkeluarga.Selain itu bertujuan agar siswa mampu memecahkan
masalah-masalh yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga.
Layanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan
kehiduppan berkeluarga bisa diberikan kepada siswa dalam bentuk seperti:
1) Layanan data. Data yang dikumpulkan dari siswa
berkenaan dengan bimbingan kehidupan berkeluarga misalnya: data tentang kesehatan
siswa, status siswa dalam keluarga, data tentang orang tua, data tentang
saudara.
2) Layanan informasi, berkenaan dengan bimbingan
konseling bidang kehidupan berkeluarga antara lain: informasi tentang pergaulan
muda mudi, informasi tentang kesehatan reproduksi pada manusia, dan informasi
tentang perkawinan.
3) Layanan orientasi, untuk bidang pkehidupan berkeluarga
mencakup: suasana, lembaga, dan objek kehidupan berkeluarga seperti peristiwa
pernikahan, talak, rujuk, kelahiran, dsb.
6. Bidang
Pengembangan Kehidupan Beragama
Bimbingan pengembangan kehidupan beragama adalah
bantuan yang diberiakn pembimbing kepada siswa agar mereka mampu menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan beragama.Melalui
layanan bimbingan dan konseling, para siswa dibantu mencarikan alternative bagi
pemecahan masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan beragama.
Tujuan layanan bimbingan dan konseling bidang
kehidupan beragama adalah agar siswa memiliki pemahaman yang baik dan benar
tentang ajaran agamanya. Dengan kata lain dapat memecahkan berbagai masalah
yang berkaitan dengan kehidupan beragama yang dihadapi individu baik
dilingkungan sekolah maupun dilingkungan keluarga dan masyarakat.
Layanan bimbingan dan konseling
berkenaan dengan bidang pengembangan kehidupan beragama:
1)
Layanan
informasi untuk bidang kehidupan beragama mencakup:
a) Informasi tentang suasana kehidupan beragama
b) Upacara-upacara atau ritual keagamaan
c) Hrai-hari besar keagamaan
2)
Layanan
orientasi untuk bidang kehidupan beragama mencakup:
a) Suasana keagamaan
b) Lembaga dan objek keagamaan
c) Upacara ritual keagamaan
d) Sarana ibadah keagamaan
e) Situs agama tertentu
f) Peninggalan-peninggalan keagamaan tertentu
C.
Jenis-Jenis Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
1. Layanan Orientasi
Menurut Prayitno (2004) orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu
yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan
terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan
ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru.
Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu
agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru.Secara
lebih khusus, tujuan layanan orientasi berkenaan dengan fungsi-fungsi tertentu
pelayanan bimbingan dan konseling.Dilihat dari fungsi pemahaman, layanan
orientasi bertujuan untuk membantu individu agar memiliki pemahaman tentang
berbagai hal yang penting dari suasana yang baru saja dijumpainya.Dilihat dari
fungsi pencegahan, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar
terhindar dari hal-hal negative yang dapat timbul apabila individu tidak
memahami situasi atau lingkungan yang baru. Dilihat dari fungsi pengembangan,
apabila individu mampu menyesuaikan diri secara baik dan mampu memanfaatkan
secara konstruktif sumber-sumber yang ada pada situasi yang baru, maka
individual akan dapat mengembangkan dan memelihara potensi dirinya.
Pemahaman tentang situasi yang baru dan kemampuan
konstruktif memasuki suasana baru, merupakan jalan bagi pengentasan dan dalam
membela hak-hak pribadi sendiri (fungsi advokasi) prayitno (2004).
Isi layanan orientasi adalah berbagai hal berkenaan
dengan suasana, lingkungan dan objek-objek yang baru bagi individu. Hal-hal
tersebut melingkupi bidang-bidang:
a).
pengembangan pribadi
b.
penegembangan hubungan social
c.
pengembangan kegiatan belajar
d.
pengembangan karier
e. pengembangan
kehidupan berkeluarga
f.
pengembangan kehidupan beragama.
Adapun teknik layanan orientasi Proses layanan
orientasi mulai dari perencanaan hingga akhir bisa dilaksanakan dengan berbagai
teknik dalam format lapangan, klasilkal, kelompok, individual, dan politik.
1. Format
lapangan yaitu ditempuh apabila peserta layanan atau siswa melakukan kegiatan
di luar kelas atau ruangan dalam rangka mengakses objek-objek tertentu yang
menjadi isi layanan. Misalnya, perpustakaan, laboratorium dan lain sebagainya.
2. Format
klasikal yaitu kegiatan yang dilaksanakan didalam kelas atau
ruangan.objek-objek yang menjadi isi layanan di bawa ke dalam kelas (ruangan)
dalam bentuk contoh-contoh ilustrasi melalui gambar, film, tampilan video dan
sebagainya.
3. Format
kelompok yaitu dilakukan secara berkelompok dan terdiri atas peserta yang
terbatas,misalnya lima sampai delapan
orang. Melalui format ini lebih memungkinkan dilakukannya akses yang lebih
intensif terhadap objek layanan.
4.Format
individual format ini merupahkan format khusus dilakukan terhadap individu
individu tertentu. Isi layanan juga bersifat khusus disesuaikan dengan
kebutuhan individu yang bersangkutan.
5. Format
politik dengan formatini konselor atau pembimbing berupaya menghubungkan dan
mengaktifkan pihak pihak diluar peserta layanan untuk memberikan dukungan dan
fasilitas yang memudahkan pelaksanaan layanan dan menguntungkan peserta
layanan. Pihak pihak yang dihubungi tentu yang terkait dengan isi layanan.
Adapun Kegiatan pendukung layanan
orientasi dapat berupa:
1.
Aplikasi instrumentasi dan himpunan data. Pengungkapan masalahindividu melalui
instrument tertentu, misalnya tes, dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
layanan orientasi terutama untuk menetapkan isi layanan yang sekaligus individu
yang akan menjadi peserta layanan begitu juga halnya himpunan data.
2.
Konferensi kasus, konferensi kasus harus dapat diharapkan untuk
mengidentifikasi hal hal apa saja yang perlu disajikan fokus atau isi layanan
dalam konferensi kasus dapat juga langsung dibicarakan siapa peserta layanan
dan aspek aspek teknis nya. Konferensi kasus dapat melibatkan pihak pihak
seperti konselor, kepala sekolah dan wakilnya (wali kelas atau guru guru
tertentu), bahkan orangtua wali siswa pun bisa dilibatkan.
3. Kunjungan
rumah, untuk hal hal tetentu apabila memang diperlukan, konselor atau pembimbing
biasa melakukan kunjungan rumah untuk lebih mendalami data siswa atau untuk
proscek data sesuai dengan kebutuhan layanan.
4.
Alih tangan kasus kegiatan ini laksanakan apabila keadaan kurang terpenuhinya
kebutuhanpeserta layanan ( siswa) oleh konselor, terutama kebutuhan diluar
wewenang konselor.
Adapun pelaksanaan layanan orientasi
atau proses tahap layanan orientasi adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan,
pada tahap ini hal hal yang dilakukan adalah:
a) menetapkan objek orientasi yang akan dijadikan isi
layanan
b) menetapkan peserta layanan
c) menetapkan jenis kegiatan, termasuk format kegiatan
d) menyiapkan
fasilitas termasuk penyaji, nara sumber, dan media
e) menyiapkan kelengkapan administrasi
2.
Pelaksanaan pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah:
a)
mengorganisasikan
kegiatan layanan
b)
mengimplementasikan
pendekatan tertentu terhadap implementasi format layanan dan penggunaan media.
3.
Evaluasi, hal-hal yang dilakukan adalah:
a)
menetapkan
materi evaluasi
b)
menetapkan
prosedur evaluasi
c)
menyesuaikan
instrument evaluasi
d) mengaplikasikan instrument evaluasi
e)
mengelolah
hasil aplikasi instrument
4.
Analisis hasil evaluasi, hal –hal yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a)menetapkan standar analisis
b)
melakukan
analisis
c)menafsirkan hasil analisis
5.
Tindak lanjut, hal-hal yang dilakukan pada tahap ini:
a)
menetapkan
jenis dan arah tindak lanjut
b)
mengkomunikasikan
rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang terkait.
c)
melaksanakan
rencana tindak lanjut
6.
Laporan meliputi:
a)
menyusun
laporan layanan orientasi
b)
menyampaikan
laporan kepada pihak-pihak terkait.
c)
mendokumentasikan
laporan layanan
Menurut Wingkel (1991) layanan informasi merupakan
suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang
mereka perlukan. Layanan informasi juga bermaknah usaha-usaha untuk membekali
siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tetang lingkungan hidupnya dan tentang
proses perkembangan anak muda.
Dalam menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya,
individu memerlukan berbagai informasi baik untuk keperluan kehidupannya
sehari-hari, sekarang, maupun untuk perencanaan kehidupannya kedepan. Individu
bisa mengalami masalah dalam dalam kehidupannya sehari-hari maupun dalam
memenuhi kebutuhannya dimasa depan, akibat tidak menguasai dan mampu mengakses
informasi. Melalui layanan bimbingan konseling individual di bantu memperoleh
atau mengakses informasi.
Layanan informasi bertujuan agar
individu (siswa) mengetahui, menguasai informasi yang selanjutnya dimanfaatkan
untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya.Selain itu,
apabila merujuk kepada fungsi pemahaman, layanan informasi bertujuan agar
individu memahami berbagai informasi dengan segala seluk beluknya.penguasaan
akan berbagai informasi dapat digunakan untuk mencegah timbulnya masalah,
pemecahan suatu masalah, untuk memelihara dan mengembangkan potensi individu
serta memungkinkan individu yang bersangkutan membuka diri dalam
mengaktualisasikan hak-haknya. Layanan informasi juga bertujuan untuk
pengembangan kemandirian. Pemahaman dan penguasaan indivu terhadap informasi
yang diperlukannya akan memungkinkan individu
a)
mampu
memahami dan menerima diri dan lingkungannya secara objektif, positif, dan
dinamis.
b)
mengambil
keputusan
c)
mengarahkan
diri untuk kegiatan-kegiatan yang berguna sesuai dengan keputusan yang diambil.
d)
mengaktualisasikan secara terintegrasi
Adapun
jenis-jenis informasi yang menjadi isi layanan ini bervariasi.Hal ini tergantung
kepada kebutuhan para peserta layanan. Informasi yang menjadi isi layanan harus
mencakup seluruh bidang pelayanan bimbingan konseling, seperti: bidang
pengembangan pribadi, bidang ppengembangan social, bidang pengembangan kegiatan
belajar, perencanaan karir, kehidupan berkeluarga, dan kehidupan beragama.
Layanan
informasi dapat diselenggarakan secara langsung dan terbuka oleh konselor
kepada seluruh siswa disekolah. Beberapa tekhnik yang biasa digunakan untuk
layanan informasi adalah:
a)
Ceramah,
Tanya jawab dan diskusi.
b)
Melalui
media
c)
Acara
khusus
d)
Narasumber
Beberapa kegiatan pendukung layanan
informasi adalah:
a)
Aplikasi
instrumentasi dan himpunan data
b)
Konferensi
kasus
c)
Kunjungan
rumah
d)
Alih
tangan kasus
Pelaksanaan
layanan inforamsi menempuh tahapan –tahapan sebagai berikut:
a)
Perencanaan
yang mencakup kegiatan;
1.
Identifikasi
kebutuhan akan informasi bagi calon peserta layanan
2.
Menetapkan
materi informasi sebagai isi layanan
3.
Menetapkan
subjek sasaran layanan
4.
Menetapkan
narasumber
5.
Menyiapkan
prosedur, perangkat dan media layanan
6.
Menyiapkan
kelengkapan administrasi
b)
Pelaksanaan
yang mencakup kegiatan:
1.
Mengorganisasikan
kegiatan layanan
2.
Mengaktifkan
peserta layanan
3.
Mengoptimalkan
penggunaan metode dan media
c)
Evalusi
yang mencakup kegiatan:
1.
Menetapkan
materi evaluasi
2.
Menetapkan
prosedur evaluasi
3.
Menyusun
instrument evaluasi
4.
Mengaplikasikan
instrument evaluasi
5.
Mengelolah
hasil aplikasi instrument
d)
Analisis
hasil evaluasi yang mencakup kegiatan:
1.
Menetapkan
norma atau standar evaluasi
2.
Melakukan
analisis
3.
Manafsirkan
hasil analisis
e)
Tindak
lanjut yang mencakup kegiatan:
1.
Menetapkan
jenis dan arah tindak lanjut
2.
Mengomunikasikan
rencana tindak lanjut pada pihak terkait
3.
Melaksanakan
rencana tindak lanjut
f)
Laporan,
yang mencakup kegiatan:
1.
Menyusun
laporan layanan informasi
2.
Menyampaikan
laporan kepada pihak terkait
3.
Mendokumentasikan
laporan
III. PENUTUP
Kesimpulan
Pola umum bimbingan konseling 17
plus meliputi keseluruhan kegiatan bimbingan konseling yang mencakup
bidang-bidang bimbingan, jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan
konseling. Seluruh kegiatan bimbingan konseling di sekolah ditujukan terhadap
seluruh peserta didik (siswa) yang secara langsung menjadi tanggungjawab guru
pembimbing atau guru kelas. Pelayanan bimbingan konseling di sekolah
dilaksanakan secara terprogram, teratur dan berkelanjutan. Pelaksanaan
program-program itulah yang menjadi wujud nyata dari diselenggarakannya
kegiatan bimbingan konseling di sekolah.
Adapun tujuan dengan adanya 6 bidang
dan jenis layanan adalah untuk memudahkan peserta didik dalam menghadapi dan
memecahkan masalah masalah yang dihadapi dan untuk mengembangkan potensi yang
ada pada diri peserta didik.
Daftar
Pustaka
Syahriman. 2012. Wawasan Dasar Bimbingan
dan Konseling. Bengkulu.
Heldayati.
2013. Perkembangan Sosial. www.academia.edu.
Diakses tanggal 13 Oktober 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar