I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingkah laku manusia
merupakan interaksi diantara 3 variabel yang juga mempunyai peranan penting
dalamm proses pembelajaran social, yaitu lingkungan, individu, dan perilaku.
Antara individu, lingkungan serta perilaku saling berhubungan dan mempengaruhi
proses pembelajaran social. Dimana perilaku seseorang tercipta dari hasil
interaksi antara factor yang ada dalam diri individu tersebut dengan kondisi
lingkungan tempat individu tinggal.
Proses pembelajaran social ini
menekankan pada komponen kognitif dari individu terhadap suatu hal yang
akhirnya menghasilkan sebuah pemahaman dan evaluasi mengenai hal tersebut.
Ketika suatu individu berinteraksi dengan lingkungannya terjadi interaksi pula
terhadap factor-faktor yang terdapat dalam diri individu dengan factor-faktor
dalam lingkungan tersebut.
Albert Bandura menyatakan bahwa
Social Learning Theory menganggap media massa sebagai agen sosialisasi yang
utama disamping keluarga, guru dann sahabat.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan
dari latar belakang diatas adalah:
1. Apa itu Social Learning theory?
2. Apa itu Teori Peniruan?
3. Bagaimana konsep pokok Social
Learning Theory?
4. Apa saja Faktor-faktor dari teori
tersebut?
5. Bagaimana Ciri-ciri Social
Learning Theory tersebut?
6. Apakah Kelemahan dan Kelebihan dari
Teori Albert Bandura?
1.3 Tujuan
Tujuan
dari rumusan masalah diatas adalah:
1. Agar para pembaca mengenal dan
mengetahui apa itu Social Learning
theory.
2. Agar para pembaca mengetahui
konsep, factor-faktor, dan cirri-ciri dari
Social Learning Theory.
3. Agar para pembaca mengetahui
kelemahan dan kelebihan dari Social
Learning Theory.
II. PEMBAHASAN
2.1 Social Learning Theory
Teori pembelajaran social ini
dikembangkan oleh Albert Bandur (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari
prinsip-prinsip teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak
penekanan pada kesan dan isyarat perubahan perilaku, dan proses mental
internal.
Menurut bandura bahwa “sebagian
besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah
laku orang lain”. Inti dari pembelajaran social adalah pemodelan (modeling),
dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran
terpadu.
Ada 2 jenis pembelajaran melalui
pengamatan:
·
Pertama, pembelajaran
melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami oleh orang lain.
Contohnya: seorang pelajar melihat temannya dipuji dan ditegur oleh gurunya
karena perbuatannya, maka ia kemudian akan meniru melakukan perbuatan lain yang
tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya.
·
Kedua, pembelajaran
melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model itu tidak mendapatkan
penguatan positif atau penguatan negative saat mengamati itu sedang
memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh
pengamatan tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila
menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu.
2.2 Teori Peniruan
(Modeling)
a) Konsep
Teori Peniruan (Modeling)
Perilaku peniruan manusia terjadi karena manusia
merasa telah memperoleh tambahan ketika kita meniru orang lain, dan memperoleh
hukuman ketika kita tidak menirunya. Menurut Bandura, sebagian besar tingkah
laku manusia dipelajari melalui peniruan maupun penyajian.
Contoh: dalam hal ini orang tua dan guru memainkan
peranan penting sebagai seorang model atau tokoh bagi anak-anak untuk menirukan
tingkah laku membaca.
b) Unsure
Utama dalam Peniruan (Proses Modeling)
Menurut teori belajar social, perbuatan melihat saja
menggunakan gambaran kognitif dari tindakan, secara rinci dasar kognitif dalam
proses belajarr dapat dilihat dalam 4 tahap:
·
Perhatian
Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk
dapat mempelajarinya. Subjek member perhatian tertuju kepada nilai, harga diri,
sikap dan lain-lain yang dimiliki.
Contoh: seorang pemain music yang tidak percaya diri
mungkin meniru tingkah tingkah laku pemain music terkenal sehingga tidak
menunjukkan gayanya sendiri.
·
Mengingat
Subjek yang memperhatikan harus merekam peristiwa
itu dalam sistem ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan peristiwa itu
kelak bila diperlukan atau diingini. Kemampuan untuk menyimpan informasi juga
merupakan bagian penting dari proses belajar.
·
Reproduksi Gerak
Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkah
laku. Subjek juga dapat menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang
disimpan dalam bentuk tingkah laku.
Contoh: mengendarai mobil, bermain tenis.
·
Motivasi
Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura
karena ia adalah penggerak individu untuk melakukan sesuatu. Jadi subjek harus
termotivasi untuk meniru perilaku yang telah dimodelkan.
c) Jenis-jenis
Peniruan
·
Peniruan langsung
Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling,
yaitu suatu fase dimana sseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui
demonstrasi bagaimana suatu keterampilan itu dilakukan.
Contoh: meniru gaya penyanyi yang disukai.
·
Peniruan tak langsung
Peniruan tak langsung adalah melalui imaginasi atau
perhatian secara tidak langsung.
Contoh: memperhatikan seorang guru mengajarkan
rekannya.
·
Peniruan gabungan
Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan
tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tak langsung.
Contoh: pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara
mewarnai daripada buku yang dibacanya.
·
Peniruan sesaat
Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi
tertentu saja
Contoh: meniru gaya pakaian ditv, tetapi tidak boleh
dipakai disekolah.
·
Peniruan berkelanjutan
Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam
situasi apapun
Contoh: pelajar meniru gaya bahasa gurunya.
2.3 Konsep Pokok
Social learning theory dari Bandura didasarkan pada
3 konsep pokok, yaitu:
1. Determenisme
resipokal: pendekatan yang menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk
hubungan interaksi timbal balik yan terus menerus. Orang
menentukan/mempengaruhi tingkah lakunya dengan mengkontrol lingkungan.
Determenisme resipokal itu sendiri merupakan konsep penting dalam teori belajar
social karena menjadi pijakan untuk lebih memahami tingkah laku seseorang.
2. Tanpa
reinforcement: menurut Bandura reinforcement penting dalam menentukan apakah
suatu tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tapi itu bukan merupakan
satu-satunya pembentuk tingkah laku seseorang individu. Orang dapat belajar
melakukan sesuatu hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang sesuatu yang
diamati tadi.
3. Kognisi
dan Regulasi dir: konsep Bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang
mengatur diri sendiri, memepengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur
lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi bagi tingkah
lakunya sendiri.
2.4 Faktor-faktor
Pengalaman belajar yang terdiri dari pengaruh
kognitif yang positif dimaksudkan adalah factor-faktor berikut:
a. Atribut
pembawaan, seperti ras, gender hal lainnya serta kemampuan bawaan seperti
keterampilan, intelektual, serta perilaku.
b. Kondisi
lingkungan social, seperti kehidupan social, pengalaman individu dalam kerja,
pelatihan, kebijakan social serta pengalaman kerja dari orang lain, yang
mempengaruhi pemilihan kerja.
c. Pengalaman
belajar dimasa lalu, dibagi menjadi 2 tipe yaitu pengalaman belajar asosasi
yang mana individu mengamati keterkaitan antara kejadian dan mampu untuk
memprediksi segala kemungkinan. Pengalaman belajar secara aplikasi, individu
mampu mengaplikasikan dilingkungan secara langsung dengan hasil yang dapat
diobservasi.
d. Skill
dalam pendekatan tugas, berkaitan skill individu dalam melaksanakan tugas baru,
melalui pengalaman bahwasanya seperti pemecahan masalah, skill, kebiasaan
kerja, mental set, respon emosional serta proses kognitif.
Dari
4 faktor-faktor diatas menyebakan pengaruh primer yang sangat penting dalam
penentuan karir individu tersebut:
1. Self
Observation Generalizations. Hal ini merupakan penggambaran bahwa belajar
uindividu berdasarkan pada pengalaman hidupnya yang diperoleh lewat pengalaman
pribadi.
2. Worldview
Generalizations. Melihat gambaran lingkungan secara umum dan percaya bagaimana
dunia berfungsi, meniru lingkungan dan menginterpretasikan.
3. Task
Approach Skill, kemampuan kognitif dan performa serta kemampuan untuk menyatu
dengan lingkungan serta menginterpretasikan hal tersebut kepada pengamatan diri
sendiri, kaitannya dengan pemilihan karir adalah adanya skill akan perencanaan,
pencarian informasi, estimasi serta mempertimbangkan nilai kerja.
4. Tindakan
yang ditampakkan hal yang ditampakan itu sangat spesifik, yang berhubungan
dengan perilaku dalam pemilihan kerja yang sebabkan pengamatan diri sendiri,
penggeneralisasian serta pendekatan skill dalam tugas diatas tadi, seperti
nantinya individu akan mengetahui kerja yang spesifik dengan skillnya. Atau
bisa disebut, kemajuan dalam karir seperti menerima kerja yang specific.
2.5 Ciri-ciri
ü Unsur
pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan
ü Tingkah
laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain-lain
ü Pelajar
meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru sebagai model
ü Pelajar
memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang positif
ü Proses
pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku atau
timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif.
2.6 Kelemahan dan
Kelebihan Teori Albert Bandura
ü Kelemahan
Teori Albert Bandura
Teori pembelajaran Social Bandura sangat sesuai jika
diklasifikasikan dalam teori behaviroristik. Ini karena, teknik pemodelan
Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara
peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan
hanya melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat sebagian individu yang
menggunakan teknik peniruan ini jga akan meniru tingkah laku yang negative,
termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
ü Kelebihan
Teori Albert Bandura
Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan
teori belajar sebelumnya, karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku
seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang
tingkah laku manusia bukan semata-mata reflex atas stimulus, melainkan juga
akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah bahwa
social learning theory menekankan tingkah laku seseorang melalui peniruan yang
dikemukakan oleh Albert Bandura. Dengan melakukan peniruan seseorang dapat
menambah interaksinya lebih dari yang ia miliki. Dari factor-faktor peniruan
tersebut dapat mempengaruhi dalam menentukan karir orang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Gemily, Syilga Cahya. 2012. Social Learning Theory.
http://
syilgagemily.blogspot.com
Diakses Tanggal 25 Januari 2015 Pukul 13.00