PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Konseling dengan pendekatan Trait and Factor,
digolongkan ke dalam kelompok pendekatan pada dimensi kognitif atau
rational. Dalam proses penanganan kasus konseling menggunakan metode
rational. Teori atau pendekatan ini secara intelektual, logis dan rasional
menerangkan, memecahkan kesulitan-kesulitan klient dalam suatu proses
konseling. Konseling dengan pendekatan Trait and Factor atau pendekatan
rasional ini sering disebut konseling yang direktif (directive counseling),
karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan perilakunya menuju
pemecahan kesulitannya, sehingga konseling ini juga disebut konseling yang
“counselor centered” dan ada juga yang menyebutnya sebagai “clinical
counseling”.
Beberapa pendapat mengenai esensi konseling ini telah
dikemukakan oleh para ahli dalam pendekatan ini yang kesemuanya itu sepenuhnya
menggambarkan bahwa konseling ini benar-benar bersifat “directive”. Akan tetapi
kemudian terdapat perubahan-perubahan pendapat diantara mereka. Pertanyaan-pertanyaan
kemudian,seperti dari Williamson, Darley, nampak tidak lagi bersifat
“directive” atau “counselor-centered”. Penyuluh professional dimanapun mereka
pernah mendapat pendidikan, cenderung menempatkan kliennya di pusat proses
penyuluhan. Dalam pada itu tidaklah adil kiranya apabila aliran clinical
counseling dianggap sebagai pendekatan yang “directive”, meskipun memang benar
penyuluh-penyuluh dari aliran ini, sampai begitu jauh, mempertahankan adanya
unsur-unsur pengendalian dalam penyelenggaraan wawancara dan oleh karena itu
aliran ini “lebih directive” sifatnya dari pada aliran clien-centered
counseling. Dalam makalah ini kami akan memaparkan tentang Teori Trait And
Faktor.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana Konsep
Trait And Factor Theory?
2.
Bagaimana Aplikasi Trait And
Factor Theory dalam Bimbingan dan Konseling Karir?
3.
Apa Kelebihan dan Kelemahan Konseling Trait and Factor?
4.
Bagaimana Peran Konselor
dalam Pengaplikasian Konseling Trait and Factor?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Agar Mahasiswa
Bimbingan dan Konseling Mengetahui dan Memahami Konsep Trait And Factor Theory.
2.
Agar Mahasiswa
Bimbingan dan Konseling Mengetahui dan Memahami Aplikasi Trait
And Factor Theory dalam Bimbingan dan Konseling Karir.
3.
Agar Mahasiswa
Bimbingan dan Konseling Mengetahui dan Memahami Kelebihan dan Kelemahan Konseling
Trait and Factor.
4.
Agar Mahasiswa
Bimbingan dan Konseling Mengetahui dan Memahami Peran
Konselor dalam Pengaplikasian Konseling Trait and Factor.
PEMBAHASAN
A. Konsep Trait
and Factor Theory
Trait-factor counseling dapat dideskripsikan
dengan mengatakan: corak konseling yang menekankan pehaman diri melalui testing
psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam memecahkan beraneka probem yang
dihadapi, trutama yang menyangkut pilihan program stiudy dan/bidang pekerjaan.
Menurut Munandir (1996) (di dalam
Boharudin, 2011) Teori trait and factor dikembangkan oleh beberapa ahli
perkembangan karir seperti Frank Parson, E. G. Williamson, D.G Patterson, J.G
Darley, dan Miller yang tergabung dalam kelompok “Minnesota pelopor pengembangan
corak konseling ini yang terkenal ialah E.G. Williamson.
Istilah “trait” merujuk pada
karakteristik individu yang dapat diukur melalui tes, “factor” merujuk pada
karakteristik yang dibutuhkan untuk penampilan kerja yang sukses. Jadi, menurut
Sharf,1992 (di dalam Boharudin, 2011) istilah “trait and factor” merujuk pada
penilaian karakteristik individu dan pekerjaan
Corak konseling ini di kenal juga
dengn nama directive conseling atau Counselor centered conseling, karena
konselor secara sadar mengadakan stukturalisasi dalam proses konseling dan
berusaha mempengaruhi arah perkembangan konseli demi kebaikan konseli sendiri.
Corak konseli ini menilai tinggi kemampuan manusia untuk berfikir rasional dan
memandang masalah konseli sebagai problem yang harus di pecahkan dengan
menggunakan kemampuan itu (Problem solving approach). Dalam bukunya yang
berjudul vocational conseling (1965) Williamson (di dalam Boharudin, 2011)menguraikan
sejarah perkembangan bimbingan jabatan dan proses lahirnya konseling jabatan
yang berpegang pada teori trait –faktor.
Kepribadian merupakan suatu sistem
sifat atau faktor yang saling berkaitan satu dengan lainya seperti kecakapan,
minat, sikap, dan temperamen. Hal yang mendasar bagi konseling sifat dan faktor
adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan
pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya.
Maksud konseling menurut Williamson adalah untuk membantu perkembangan
kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia, serta tugas konseling sifat dan
faktor adalah membantu individu dalam memeperoleh
kemajuan, memahami, dan mengelola diri dengan cara membantunya
menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan
tujuan-tujuan hidup dan karir.
Para teoretikus ini mengemukakan,
pentingnya kecocokan antara ciri pribadi orang dan persyaratan kerja, makin
cocok, makin besar peluang, orang itu mencapai produktivitas dan memperoleh
kepuasan. Untuk pengambilan keputusan kerja Parsons mengemukakan 3 hal serangkai
yaitu pribadi, pekerjaan, dan kecocokan (pribadi dengan pekerjaan). Individu
perlu dibantu memperoleh pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya,
pemahaman yang lengkap mengenai syarat-syarat untuk berhasil dalam suatu
pekerjaan, dan berdasarkan informasi dan pemahaman itu akan menerapkan
penalaran yang benar dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam perkembangannya, teori trait
and factor mengalami penyesuaian-penyesuaian dari rumusan semula,
yaitu jabatan itu soal pencocokan sifat pribadi dengan syarat jabatan. Selain
hal tersebut, dipertimbangkan pula nilai sebagai faktor atau sumber tingkah
laku. Komitmen nilai ini dikenali dengan menggunakan tes kepribadian atau tes
psikologi. Pada intinya, teori trait and factor menekankan
pentingnya kecocokan antara ciri pribadi orang dengan persyaratan kerja, makin
cocok, makin besar peluang produktivitas kerja orang dan ia kemungkinan akan
memperoleh kepuasan. Teori ini kemudian dimodifikasi. Pilihan pekerjaan bukan
sekedar soal kecocokan sifat diri dengan syarat pekerjaan, melainkan juga soal
pertimbangan segi-segi kognitif, non kognitif, dan berkenaan dengan pandangan
bahwa tingkah laku itu berorientasi pada tujuan. Teori ini menekankan pada
pentingnya pengukuran atau tes psikologis. Williamson (1939) (di dalam
Boharudin, 2011) mengemukakan bahwa hasil tes hanya salah satu cara saja untuk
mengevaluasi perbedaan individu. Data lain, seperti pengalaman kerja dan latar
belakang individu pada umumnya, merupakan faktor yang sama pentingnya dalam
proses konseling karier.
Manrihu (1985) (di dalam Boharudin,
2011) menjelaskan bahwa teori trait and factor termasuk kedalam teori
structural.Teori trait and factor memandang individu sebagai organisasi
kapasitas dan sifat-sifat lain yang dapat diukur dan dihubungkan dengan
persyaratan program latihan atas dasar informasi yang diperoleh tentang
perbedaan-perbedaan individu yang menduduki okupasi atau hubungan pilihan karir
dan kepuasan. Teori trait and factor lebih deskriptif pengaruhnya terhadap
pilihan karir daripada menjelaskan perkembangan karir.
Menurut pandangan parson dan
Williamson (di dalam Boharudin, 2011) cirri khas dari teori trait and factor
ialah bahwa seseorang dapat menemukan vokasional yang cocok baginya dengan
mengkorelasikan kemampuan,potensi,dan wujud minat yang dimilikinya dengan
kualitas-kualitas yang secara objektif dituntut bila akan memegang vokasional
tertentu.Pandangan ini bagaimana individu membuat pilihan karir yang dapat
dipertanggungjawabkan .Kemampuan dan minat individu ini dapat diketahui melalui
testing.
Pendekatan faktor sifat/watak bagi
pengambilan keputusan karier adalah yang tertua,yang mungkin paling
bertahan lama dari sekian pendekatan teorities yang tersedia bagi konseling
karier.
Pada dasarnya teori trait and factor
menyatakan bahwa pemilihan karir individu sangat ditentukan oleh kesesuaian
kemampuan (abilities), minat ,prestasi,nilai-nilai dan kepribadian dengan dunia
kerja.
Dalam bukunya choosing a vacation
(1909), frank parsons (di dalam Boharudin, 2011) menunjukan tiga langkah
yang harus diikuti dalam memilih suatu pekerjaan yang sesuai, yaitu:
1. Langkah
pertama
Pemahaman diri yang jelas mengenai
kemampuan otak, bakat, minat berbagai kelebihan dan kelemahan,serta cirri-ciri
yang lain. Pengetahuan tentang keseluruhan persyaratan yang harus dipenuhi
supaya dapat mencapai sukses dalam berbagai bidang pekerjaan, serta tentang
balas jasa dan kesempatan untuk maju dalam semua bidang pekerjaan itu. Berpikir
secara rasional mengenai hubungan antara kedua kelompok fakta diatas. Jadi,
langkah yang pertama menggunakan analisis diri:
2. Langkah yang
kedua,
memanfaatkan informasi jabatan
(vocational information) yaitu “pengetahuan dari syarat dan kondisi
kesuksesan,keuntungan dan ketidak untungan,kompensasi kesempatan dan prospek
dalam jalur karir yang berbeda-beda.”pada tahap ini didiskusikan bagaimana
konselor dapat membantu konseli dalam mendapatkan pengetahuan ini.
3. Langkah yang
ketiga
Menerapkan kemampuan untuk berfikir
rasional guna menemukan kecocokan antara ciri-ciri kepribadian, yang mempunyai
relevansi terhadap kesuksesan dan kegagalan dalam satu pekerjaan atau jabatan,
dengan tuntutan kualifikasi dan kesempatan yang terkandung dalam suatu
pekerjaan atau jabatan.
Dengan demikian, orang muda bukannya
mencari pekerjaan demi asal punya pekerjaan (the bunt of a job), melainkan
memilih secara sadar suatu pekerjaan yang berfungsi sebagai jabatan ( the
choice of a vocation).
Tahap 1 : Memperoleh Pemahaman Diri
Pada tahap ini dideskripsikan minimal lima jenis tes
yang sering digunakan oleh konselor dalam konseling karir trait ang factor,
yaitu bakat (aptitudes), prestasi, minat, nilai-nilai dan kepribadian. Berikut
penjelasan dari kelima jenis tes tersebut.
- Bakat (Aptitudes)
Tes bakat digunakan untuk
memprediksi level kemungkinan yang akan terjadi dan kemampuan individu untuk
melaksanakan tugas. Bakat individu dapat diketahui melalui tes.Instrumen tes yang
biasa digunakan dalam pengukuran bakat ini antara lain: Baterai Primary Mental
Abilities (PMA) dari Thurstone, differential Aptitude Tests (DAT) terbitan
Psychological Corporation, the ACT Assessment Program Academic Tests (ACT), dan
Armed Services Vocational aptitude Battery(ASVAB). Di Indonesia untuk mengukur
bakat individu dugunakan tes yang bernama Intelligence Structure Tests (IST)
yang terdiri dari 9 aspek bakat.
b.
Prestasi (Achievements)
Sharf (1992) (di dalam Boharudin,
2011) mengemukakan bahwa”achievement
refer to a board range of events that individuals participate in and accomplish
during their lifetime”. Prestasi dapat dibagi kedalam tiga tipe,yaitu:
pertama, prestasi akademik ,biasanya diukur dengan angka,tetapi dengan skor tes
khusus.kedua, prestasi dalam kerja,seperti kesempurnaan tugas-tugas.ketiga,
yang sangat cocok dengan teori trait and factor ,yaitu prestasi yang terkait dengan
syarat-syarat untuk memasuki dunia kerja.Prestasi dapat diukur secara
kuantitaif melalui tes-tes yang digunakan untuk memasuki salah satu profesi.
c.
Minat(Interests)
Menurut Kamisa (1997) (di dalam
Boharudin, 2011)Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan. Minat
adalah sesuatu yang bersifat pribadi dan berhubungan berat dengan sikap.Minat
dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam
mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan sesuatu
menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. Hurlock(1986) (di dalam
Boharudin, 2011) mengatakan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang
mendorong orang untuk melakukan apa yang merela inginkan bila mereka bebas
memilih.Herr & Crammer (1984) (di dalam Boharudin, 2011) mengemukakan bahwa
minat adalah ENTRY POINT yang dapat memprediksikan karir individu daripada
bakat dengan beberapa kemampuan.Alasannya adalah bahwa memasuki pekerjaan dapat
diprediksi lebih baik dari minat daripada sikap individu dengan banyak
kemampuan yang bisa memilih dari rangkaian yang luas.Tidak sama dengan tes
sikap mempunyai skala kerja yang khusus.
d.
Nilai-nilai(values)
Nilai-nilai melambangkan sesuatu
yang penting. Nilai-nilai sebagai suatu yang sulit untuk memperkirakan
kemungkinannya. Nilai-nilai yang sangat penting dalam konseling karir yaitu
nilai-nilai umum dan nilai-nilai dunia kerja.adapun maksud dari pengetahuan
mengenai nilai-nilai ini adalah agar individu mampu memutuskan arah karir yang
jelas.Instrumen inventori yang digunakan adalah: Study of values (SV) yang
mengukur aspek: theoretical, economic, aesthetic, social, political, and
religious, Value scale (VS) yang mengukur aspek: ability utilization, achievement, advancement, aesthetics, altruism, authority,
life style, dan lainnya (di dalam Boharudin, 2011).
e.
Kepribadian (Personality)
Pengukuran dari kepribadian telah
menjadi area penting dari belajar dan berguna untuk mengkonseptualisasikan
individu dalam pilihan vokasional. Minimal terdapat tiga jenis instrument untuk
mengukur kepribadian individu, yaitu California Psychological Inventory(CPI),
the sixteen Personality Factor Questionaire(16 PF). Konselor dapat mencocokan
profil kepribadian konseli dengan karir yang cocok.
Tahap 2 : Memperoleh Pengetahuan tentang Dunia Kerja
Informasi pekerjaan ialah unsure
penunjang kedua dari teori trait and factor. Peran konselor adalah membantu
konseli untuk mengumpulkan informasi pekerjaan. untuk mengumpulkan informasi
tidak perlu tergantung hanya kepada pengetahuan karir seorang konselor, tetapi
menggunakan banyak sumber untuk menambah pengetahuan ini.Terdapat tiga aspek
penting terkait dengan informasi pekerjaan ,yaitu 1. Menggambarkan pekerjaan, kondisi
pekerjaan atau masalah gaji. 2. Pengelompokkan pekerjaan dan 3. Membantu
mengetahui karakteristik dan kebutuhan untuk masing-masing pekerjaan.
Jenis-jenis
informasi pekerjaan, informasi pekerjaan dapat dieksplorasi dari berbagai
sumber yang berbeda,contohnya melalui brosur yang dibuat oleh asosiasi
pekerjaan professional,pamphlet,yang bisa didapatkan melalui penerbit khusus
yang menangani tentang informasi pekerjaan.tipe informasi yang paling penting
untuk konselor adalah mengetahui uraian tentang berbagai jenis pekerjaan.
System
Klasifikasi, karena system klasifikasi ini dapat membingungkan dari
banyaknya informasi yang tersedia bagi konselor dan konseli,system klasifikasi
ini perlu disusun untuk informasi pekerjaan.Sistem klasifikasi ini telah
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Tahap 3 : Mengintegrasikan Informasi tentang Diri dan
Dunia Kerja
Langkah ketiga ini adalah
mengintegrasikan informasi tentang diri dan dunia kerja.Informasi pekerjaan
diindikasikan dengan bahan-bahan penerimaan,ketertarikan atau minat,nilai,dan
karakter pribadi yang dibutuhkan setiap pekerjaan.
B. Aplikasi
dalam Bimbingan dan Konseling Karir
Aplikasi dalam bimbingan dan konseling
karir menurut teori trait and factor (di dalam Asti Purwanti,
2013) yaitu seorang konselor dapat menggunakan alat tes psikologis yang
dimanfaatkan untuk mendiagnosis atau menganalisis seseorang mengenai ciri-ciri
atau dimensi kepribadian tertentu dalam pemilihan karir yang sesuai dengan
kondisi konseli. Sebagai seorang konselor harus mampu memahami sifat diri/dimensi
kepribadian dari konseli, dimana dalam hal ini konseli tersebut belumlah mampu
mengenali dirinya sendiri sehingga konseli tersebut mengalami masalah karir
dalam kehidupannya.
Jika seorang konseli dengan bantuan
dari konselor sudah mampu mengenali atau memahami dirinya sendiri, maka konseli
tersebut tidak akan mengalami kesulitan dalam memilih karir yang sesuai dengan
potensi atau kemampuan yang dimilikinya. Akan tetapi, pilihan karir tidak hanya
ditentukan oleh sifat diri/dimensi kepribadian dari konseli melainkan konselor
juga harus mampu memberikan data mengenai pengalaman kerja dan latar belakang
individu (konseli) pada umumnya. Proses konseling menurut teori trait
and factor ini dibagi ke dalam 5 tahapan (di dalam Asti Purwanti,
2013), diantaranya:
1.
Analisis, merupakan tahap yang terdiri dari
pengumpulan data atau informasi dari konseli.
2.
Sintesis, merupakan tahap merangkum dan mengatur data
dari hasil analisis yang sedemikian rupa, sehingga akan menunjukkan bakat
konseli, kemampuan serta kelemahannya, dan kemampuan dalam menyesuaikan diri.
3.
Diagnosis, merupakan tahap untuk menemukan ketetapan
dan pola yang mengarah pada permasalahan, sebab-sebab, serta sifat-sifat
konseli yang relevan, dan akan berpengaruh pada proses penyesuaian diri.
4.
Konseling, merupakan hubungan membantu konseli untuk
menemukan sumber diri sendiri dan sumber di luar dirinya dalam upaya mencapai
perkembangan dan penyesuaian yang optimal sesuia dengan kemampuan/potensi yang
dimiliki.
5.
Evaluasi atau treatment, merupakan tindak
lanjut dari proses konseling.
Konseling bertujuan untuk mengajak
klien berpikir mengenai dirinya dan menemukan masalah dirinya serta
mengembangkan cara-cara untuk keluar dari masalah tersebut. Untuk itu secara
umum konseling trait and factor dimaksud untuk membantu klien mengalami (di
dalam Asti Purwanti, 2013):
a.
Klarifikasi diri (self clarification)
b.
Pemahaman diri (self understanding)
c.
Penerimaan diri (self acceptance)
d.
Pengarahan diri (self direction)
e.
Aktualisasi diri (self actualization)
Metode yang dapat digunakan oleh
konselor menurut teori trait and factor ini adalah dengan
menggunakan teknik-teknik seperti wawancara, prosedur interpretasi tes, dan
menggunakan informasi jabatan atau pekerjaan yang selanjutnya akan disusun
untuk membantu menyelesaikan masalah karir yang dihadapi oleh konseli.
Bimbingan dan konseling karir menurut teori trait and factor ini
bertujuan untuk mengajak konseli agar dapat berfikir mengenai dirinya serta
mampu mengembangkan cara-cara yang dilakukan agar dapat keluar dari masalah
karir yang dihadapi.
Bimbingan dan konseling karir
menurut teori trait and factor dapat digunakan terhadap semua
kasus yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut, ragam konseling jabatan atau
konseling akademik (konseling karir), dimana konseli dihadapkan oleh keharusan
untuk memilih beberapa alternatif, konseli telah menyelesaikan minimal jenjang
pendidikan SMP dan sudah mulai tampak stabil dalam berbagai ciri kepribadian,
konseli tidak menunjukkan kelemahan yang serius dalam beberapa segi
kepribadiannya, misalnya selalu ragu-ragu dalam mengambil keputusan karirnya.
C. Kelebihan dan Kelemahan Konseling Trait and Factor
Kelebihannya teori ini (di dalam Addy,
2015) diantara lain:
- Teori ciri dan sifat menerapkan pendekatan ilmiah
pada konseling .
- Penekanan pada penggunaan data test objektif,
membawa kepada upaya perbaikan dalam pengembangan test dan penggunanya
serta perbaikan dalam pengumpulan data lingkungan
- Penekanan yang diberikan pada diagnos mengandung
nama sabagai suatu perhatian terhadap masalah dan sumbernya mengarahkan
kepada upaya mengkreasian, teknik-teknik untuk mengatasinya
- Penekanan pada aspek kognitif merupakan upaya
menyeimbangkan pandangan lain yang lebih menekankan afektif atau emosional
.
Kelemahan tersebut itu (di dalam Addy, 2015) adalah
sebagai berikut:
- Kurang diindahkan adanya pengaruh dari perasaan,
keinginan , dambaan aneka nilai budaya (cultural values), nilai-nilai
kehidupan (personal values), dan cita-cita hidup, terhadap perkembangan
jabatan anak remaja (vocational development) serta pilihan program atau
bidang study dan bidang pekerjaan (vocational choice).
- Diandaikan bahwa pilihan jabatan dan pilihan
program study terjadi sekali saja dan ini pun bersifat keputusan terakhir
atau devinitif, dengan berfikir secara rasional. Padahal, pilihan seperti
ini tidak dibuat sekali saja, tetapi dibuat secara bertahap-tahap dari
pilihan intermedia sampai pada pilihan definitive dan bukan hanya
berdasarkan proses berfikir rasional saja.
- Kurang diperhatikan peranan keluarga dekat, yang
ikut mempengaruhi rangkaian pilihan anak dengan cara mengungkapkan
harapan,dambaan dan memberikan pertimbangan untung-rugi sambil menunjuk
pada tradisi keluarga,tuntutan men€gingat ekonomi keluarga,serta
keterbatasan yang konkret dalam kemampuan financial,dan sebagainya.
- Kurang diperhitungkan perubahan-perubahan dalam
kehidupan masyarakat, yang ikut memperluas atau membatasi jumlah pilihan
yang tersedia bagi seseorang.
- Kurang disadari bahwa konstelasi kualifikasi yang
di tuntut untuk mencapai sukses di suatu bidang pekerjaan atau program
studi dapat berubah selama tahun-tahun yang akan datang.
- Pola ciri-ciri kepribadian tertentu belum pasti
sangat membatasi jumlah kesempatan yang terbuka bagi seseorang ,karena
orang dari berbagai pola cirri kepribadian dapat mencapai sukses dibidang
pekerjaan yang sama.
D. Peran
Konselor
Peran konselor adalah memberikan
berbagai informasi mengenai jenis-jenis pekerjaan, syarat-syarat dan
tuntutannya serta prospek bagi individu.jenis pekerjaan,syarat-syarat dan
tuntutannya serta prospek bagi individu.kemudian konselor diharapkan harus
mampu membantu konseli memilih pekerjaan atau karir tertentu yang sesuai dengan
kepribadian, minat, bakat, serta kemampuan.
Dalam hal ini konselor sebaiknnya
mengarahkan konseling pada pemahaman konseli mengenai dirinya atau Self
concept, untuk memudahkan pengintegrasian dengan pekerjaan atau karir
tertentu.Pada saat konseling berlangsung ,konselor diharapkan mampu
menggambarkan pilihan karir yang diharapkan oleh konseli.pada saat konseli
mengungkapkan perasaan mengenai suatu pekerjaan, konseli harus dapat
mengungkapkan alasan dibalik munculnya perasaan tersebut.Pilihan karir sifatnya
kontemporer yang dapat berubah bil konseli menemukan pengalaman baru mengenai
pekerjaan yang dirasakan sesuai dengan bakat, minat, nilai, dan
kepribadiannya.Oleh karena itu,konseling sebaiknya dilakukan berulang-ulang
pada waktu yang bervariasi dengan mengulang pengungkapan bakat, kemampuan,
prestasi dan minat konseli sehingga kematangan karir tercapai.
PENUTUP
A. Kesimpulan dan Hasil Diskusi
Berdasarkan
konsep trait and factor theory ini berdasarkan pendapat ahli dapat di simpulkan
hal-hal berikut:
1. Kepribadian
seorang individu itu merupakan suatu kesatuan yang utuh
2. Kepribadian
merupakan suatu sistem sifat atau faktor yang saling berkaitan satu dengan
lainya.
3. “Trait”
merupakan karakteristik individu yang dapat diukur melalui tes
4. “Factor”
merujuk pada
karakteristik yang dibutuhkan untuk penampilan kerja yang sukses. Sedangkan
pemahaman tentang pekerjaan atau karir dapat di
5. Dalam
pemilihan karir atau pekerjaan seorang individu sangat ditentukan oleh kesesuaian
kemampuan (abilities), minat, prestasi, nilai-nilai dan kepribadian dengan dunia kerja.
Dalam
Trait and Factor terory untuk
menentukan pilihan karir dalam bimbingan dan konseling karir yaitu sebagai
berikut:
1. Pemahaman
diri terhadap kepribadian diri, di dalam pemahaman ini seseorang individu harus
memahami dirinya sendiri terhadap berbagai kelemahan, kelebihan dan potensi di
dalam dirinya. Dalam pemahaman dtiri ini bisa dilihat dari bakat, minat,
prestasi, kemampuan, intelegensi dan nlain-lain.
2. Pemahaman
tentang dunia kerja dalam uhal ini dapat menggunakan vokasional jabatan (informasi-informasi
peekerjaan) seperti gambaran pekerjaan, kondisi pekerjaan, persyaratan yang
harus dipenuhi keuntungan dan tidak keuntungan, kompensasi/gaji, prospek karir.
3. Mengintergrasikan
informasi tentang diri dan dunia kerja. Dalam hal ini adalah mengintergrasi
pemahaman diri dengan dunia kerja. Informasi pekerjaan diindikasikan dengan
bahan-bahan penerimaan, ketertarikan atau minat, nilai dan karakter pribadi
yang dibutuhkan setiap pekerjaan. Semakin cocok antara karakteristik diri
dengan karakteristik pekerjaan maka akan semakin besar peluang individu itu
untuk berproduksi, dan memperoleh kepuasan kerja.
Dalam hal ini dapat diterapkan suatu
pendekatan yang mengambil inspirasi pada konseling trait and factor sebagaimana
dikembangkan oleh Williamson, yaitu sebagai berikut:
- Konseli dibantu untuk mengumpulkan dan mengolah
data tentang diri sendiri (data sikologis)
- Data tentang lingkungan hidup, yang meliputi data
dan fakta kongkret tentang lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan
lingkungan bidang studi atau jabatan yang sedang ditinjau (data social).
Dengan demikian, keharusan untuk
berfikir rasional tidak dikesampingkan, tetapi sudah tidak merupakan proses
berfikir. Untuk menemukan kecocokan seperti mula-mula digambarkan dalam
konseling trait and factor.
Daftar Pustaka
Addy.
2015. Teori Trait and Factor. Di
akses tanggal 27 Januari 2015. Di http://blog.uad.ac.id
Boharudin.
2011. Trait Factor Dalam Perspektif Islam.
Di akses tanggal 27 Januari 2015. Di http://boharudin.blogspot.com
Purwati,
Asti. 2013. Teori Trait and Factor.
Di akses tanggal 27 Januari 2015. Di http://astipurwanti.blogspot.com
Agen WM casino Bolavita merupakan casino live secara online yang dapat anda mainkan dengan melakukan deposit minimal 50ribu.
BalasHapusbolavita hadir dalam permainan game online dengan memberikan promo bonus rollingan 0.5% + 0.7%
kontak admin kami
Line : cs_bolavita
WA: 0812-2222-995
Telegram : @bolavitacc
promo bonus rollingan setiap minggu akan dibagikan ke semua akun member bolavita, ingin lebih jelas kunjngi website kami http://159.89.197.59/agen-wm-casino-taruhan-baccarat-online